PART 27

83 37 0
                                    

•Happy Reading•

Jam kini menunjukkan pukul delapan malam. Visha bangkit dari tempat belajarnya. Lalu ia keluar dari kamar dan melangkah menuju kamar Astrid.

Ia mengetuk pintu kamar itu. Kemudian masuk setelah mendapatkan izin dari Astrid untuk masuk. Ia melangkah mendekati Astrid yang sudah membaringkan tubuhnya di kasur.

"Kenapa, Nak?" tanya sang Ibu sembari bangkit dari posisi tidurnya.

"Visha boleh keluar sebentar, Bu?" tanya Visha hati-hati.

"Cuma bentar kok. Visha Janji," lanjutnya setelah itu.

"Ya udah, tapi janji sebelum jam sepuluh sudah di rumah, ya?"

Visha mengangguk cepat. "Iya, Bu," ucapnya mantap. Setelah itu ia menyalim tangan Astrid dan berpamitan.

"Visha pergi, ya, Bu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Hati-hati, Nak!"

***

Visha mengendarai motor Scoopy nya dengan kecepatan sedang ditengah-tengah ramainya kendaraan di kota ini.

Setelah kurang lebih 25 menit ia berkendara, akhirnya ia sampai pada tujuannya dengan selamat.

Ia melihat halaman rumah itu sepi. Tidak ada mobil dan motor yang terparkir.

"Mereka gak dirumah?" gumamnya.

Ting!

Ia memencet bel rumah yang berada di dekat pagar itu berkali-kali.

Ting!

Satu menit telah berlalu, namun belum juga muncul tanda-tanda tuan rumah membukakan pagar untuknya.

Visha mengambil ponselnya yang berada di tas selempang nya. Saat ponsel itu ia nyalakan, ternyata ada satu pesan yang ia terima.

•Arzan
Lo pulang aja.

Itulah yang ia baca di layar ponselnya. Tanpa berpikir panjang ia langsung menelepon Arzan untuk menyuruh laki-laki itu membukakan pagar untuknya.

Visha tersenyum kecil ketika Arzan mengangkat telepon darinya.

"Mau ngapain lo?" intonasi suara laki-laki itu terdengar sangat dingin. Tidak seperti biasanya.

"Bisa bukain pagarnya? Gue mau ngobrol sama lo," sahut Visha.

"Gue ngantuk. Mending lo pulang," ucap Arzan.

"Gue cuma mau ngobrol sebentar sama lo, Zan. Bisa, kan?"

"Lo tuli atau gimana sih? Gue bilang gue ngantuk! Jadi lo pulang aja!"

"Lo kenapa sih, Zan?" tanya Visha kesal.

"Kesalahan gue sebesar itu sampai-sampai lo tega biarin gue diluar kaya gini?"

"Di luar dingin, Zan. Lo tega biarin gue kedinginan? Jahat lo!"

"Yang nyuruh lo datang ke rumah gue malam-malam gini siapa? Gak ada, kan? Jadi, lebih baik lo pulang sekarang!"

Lantas (END)Where stories live. Discover now