PART 19

140 46 4
                                    

•Happy Reading•

"Lo hati-hati, ya, Zan," ucap Visha ketika ia sudah turun dari motor Arzan.

Laki-laki itu mengangguk, "Gue pulang, ya, Sha," ucapnya.

Setelah mendapat anggukan dari Visha, Arzan langsung mengendari motornya dan meninggalkan kawasan rumah Visha.

Setelah Arzan sudah hilang dari pandangannya, Visha melangkah masuk ke dalam rumah.

Tok Tok

"Ibu, Visha pulang," ucap Visha dengan suara keras.

Tiga kali sudah Visha mengetuk pintu, namun belum juga pintu itu terbuka.

"Ibu, buka pintunya," ucapnya dan kembali mengetuk pintu.

"Apa Ibu udah tidur?" gumamnya.

Visha meraih ponselnya dari dalam tas untuk melihat pukul berapa sekarang. Saat ponselnya menyala, ia melihat jika ada pesan yang dikirim oleh Astrid padanya 1 jam yang lalu.

Ibu 💗

|Nak, Ibu pergi dulu sama Om Rendra, ya.

|Gak lama kok.

|Kunci rumah Ibu taruh di pot bunga biasa.

Setelah membaca pesan dari Astrid tersebut, Visha langsung melangkah menuju pot bunga untuk mengambil kunci rumah.

Kini, kunci rumah tersebut sudah berada ditangannya. Ia membuka pintu itu, lalu melangkah masuk.

"Ibu sama Om Rendra pergi kemana, ya?" Visha bergumam.

Ia duduk di ruang tengah sembari menunggu kedatangan Astrid.

Tak lama setelah itu, pintu terbuka. Dengan cepat Visha langsung menoleh dan melihat ada Astrid di ambang pun.

Astrid berjalan menuju Visha. Ia duduk disamping putrinya.

"Udah lama pulangnya, Nak?" tanya Astrid.

Visha menggeleng.

"Ibu darimana sama Om Rendra?"

"Tadi Om Rendra ajak Ibu ke pasar untuk beli bahan makanan di rumah mereka."

"Dan mulai besok Ibu akan kerja jadi ART disana, Nak. Kamu gak keberatan, kan?"

Visha terdiam. Mencerna baik-baik perkataan Astrid.

"Terus pekerjaan Ibu di pabrik gimana?"

"Ibu udah resign dari sana. Ibu udah ngerasa gak cocok lagi sama pekerjaan di pabrik, Nak." jawab Astrid.

"Gak papa, kan, kalau Ibu kerja ditempat Om Rendra?"

Visha menggeleng pelan."Gak papa lah, Bu. Lagian kan pekerjaannya halal. Dan kita juga udah tahu kalau Om Rendra dan Arzan itu orang yang baik."

Astrid mengulas senyumnya. "Makasih, ya, Nak," ucap Astrid dan menarik Visha untuk ia dekap.

Visha tersenyum didalam dekapan hangat Astrid.

Sesaat hanya keheningan yang terjadi. Sampai akhirnya Visha kembali berucap.

"Ibu masih sayang sama Bapak, kan?"

Astrid mengangguk, "Masih, Nak. Ibu masih sayang sama Bapak."

Visha tersenyum, "Makasih, Ibu," ucap Visha sembari mengeratkan pelukannya.

***

Pagi-pagi sekali Visha sudah tidak berada di rumah. Gadis itu pergi ke pemakaman untuk berziarah ke makam almarhum sang Bapak dan almarhum sahabatnya.

Lantas (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant