PART 22

124 34 1
                                    

Happy Reading

Pukul empat sore, Arzan dan Visha baru sampai di kediaman Arzan. Mereka turun dari motor. Lalu melangkah masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum," ucap mereka berdua ketika berada di ambang pintu utama.

"Waalaikumsalam." Terdengar suara Astrid dan Rendra yang menyahut salam mereka dari dalam rumah.

Arzan dan Visha kini sampai di ruang makan. Di sana, sudah ada Rendra, Astrid, dan beberapa hidangan makanan yang sudah tersusun rapi diatas meja makan.

Astrid tersenyum pada kedua remaja itu, "Gimana sekolahnya?" tanyanya.

"Baik, Tante," sahut Arzan berbohong. Padahal jelas-jelas tadi pagi dia dihukum dan berakhir pingsan di lapangan sekolah.

Visha melirik sekilas pada Arzan. Laki-laki itu hanya menggeleng kecil.

"Duduk, Zan, Sha," ucap Rendra.

Arzan dan Visha mengangguk dan duduk bersebelahan.

Detik berikutnya tangan Astrid bergerak untuk mengambilkan nasi dan lauk untuk ketiga orang itu.

"Mas Rendra mau pakai apa saja?" tanyanya.

"Ayam sama tahu aja, Rid," ucapnya dan dibalas anggukan oleh Astrid.

"Arzan mau apa?"

"Disamain aja kaya Papa," ucapnya.

"Kalau kamu mau apa, Nak?" kini Astrid beralih menatap anak gadisnya.

"Visha ambil sendiri aja, Bu," ucapnya dan mengambil alih piring yang ada ditangan Astrid.

Saat ini lauk pauk sudah ada di piring mereka masing-masing.

"Zan, pimpin doa makan," ucap Rendra pada Arzan.

Arzan mengangguk, "Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa 'adzaa bannaar"

"Aamiin."

Setelah itu mereka mulai menyantap makanan masing-masing. Tidak ada suara lagi yang terdengar, kecuali suara sendok yang bertemu dengan piring.

Sekitar 20 menit telah berlalu. Mereka berempat sudah selesai dengan kegiatan makannya.

Astrid bangkit dari duduknya dan bergegas untuk mengangkat piring kotor. Visha yang melihat itupun langsung ikut bangkit dari duduknya.

"Biar Visha aja, Bu. Ibu pasti udah capek karena kerja seharian," ucapnya dan mengambil beberapa piring kotor yang sudah ditangan Astrid.

Visha melangkah menuju tempat pencucian piring. Tanpa ia ketahui, ternyata Arzan juga turut membantunya membawa beberapa gelas ditangannya.

"Ngapain lo?" tanya Visha ketika sudah ada Arzan disampingnya.

"Bantuin lo lah!" sahutnya.

"Biar cepet selesai. Terus kita ke kamar gue. Lo katanya mau lihat koleksi buku-buku gue, kan?"

Visha mengangguk, "Tapi gue izin ke Om Rendra sama Ibu dulu nanti," ucapnya.

"Oke," sahut Arzan.

"Btw ini mau sekalian dicuci?" tanya laki-laki itu.

Visha mengangguk. Kemudian ia menyalakan keran air tersebut.

"Nak, biar Ibu aja yang cuci piringnya," ucap Astrid sedikit keras. Kemudian ia melangkah menuju tempat pencucian piring menghampiri Visha dan Arzan.

Lantas (END)Where stories live. Discover now