PART 45

52 9 1
                                    

Happy Reading

"Penumpang yang terhormat, Garuda Indonesia saat ini telah tiba dengan tujuan Sydney ke Jakarta. Harap tetap duduk dan jangan tinggalkan tempat duduk Anda. Pastikan sabuk pengaman Anda terpasang. Kami menyarankan agar Anda tetap mengencangkan sabuk pengaman Anda selama penerbangan.

Anda akan menemukan informasi keselamatan di kartu yang terletak di saku kursi di depan Anda. Kami sangat menyarankan Anda membacanya sebelum lepas landas. Saat ini kami meminta Anda untuk mematikan semua perangkat nirkabel yang Anda miliki. Harap matikan semua perangkat elektronik pribadi, termasuk laptop dan ponsel.

Penumpang diizinkan untuk mematikan semua ponsel dan perangkat nirkabel lainnya. Ponsel Anda harus dimatikan atau diatur ke mode pesawat selama penerbangan. Anda dapat meletakkannya di kompartemen di atas kepala.

Harap amankan semua bagasi di bawah kursi Anda atau di kompartemen di atas kepala. Kami mengingatkan Anda bahwa ini adalah penerbangan bebas rokok. Merokok dilarang selama penerbangan. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang penerbangan kami hari ini, jangan ragu untuk bertanya kepada salah satu pramugari kami.

Terima kasih karena telah memilih terbang bersama Garuda Indonesia."

Terdengar suara seorang pramugari memberikan sebuah announcement. Tak lama setelah itu, suara seorang pramugari kembali terdengar.

"Atas nama Garuda Indonesia dan seluruh kru, saya ingin berterima kasih kepada Anda atas ikut sertanya dalam perjalanan ini. Kami berharap bisa berjumpa dengan Anda lagi dalam penerbangan dalam kesempatan yang akan datang. Semoga hari Anda menyenangkan!"

Seorang laki-laki menghela napasnya berat. Setelah menghabiskan waktu hampir 8 jam di pesawat, akhirnya pesawat yang ia naiki mendarat dengan selamat.

Satu persatu penumpang mulai menuruni pesawat. Begitupun dengan laki-laki dengan sebuah tas ransel di punggungnya

Laki-laki itu menghela napas pelan. Sorot matanya menatap sekelilingnya. Banyak orang berpelukan. Melepas rindu satu sama lain.

Ia melangkahkan kakinya. Tidak tahu hendak kemana. Pikirannya masih linglung. Tidak menyangka jika ia kembali menginjakkan kaki di kota ini setelah cukup lama. Tidak banyak yang berubah. Kota ini masih sama baginya. Menyimpan banyak luka dan kenangan.

Sejenak ia duduk di sebuah kursi. Ia memutarkan pandangannya ke seluruh sudut bandara. Hanya orang-orang asing yang ia lihat.

Setelah beberapa menit, ia bangkit dari duduknya. Kemudian keluar dari bandara. Menunggu sebuah taksi yang akan mengantarkannya ke suatu tempat.

Sebuah taksi kini telah ada dihadapannya. Ia memasuki taksi itu. Lalu memberikan sebuah alamat pada sang supir.

Perlu 20 menit untuknya agar sampai ditempat tujuannya. Ia turun dari taksi setelah memberikan selembar uang.

Kini, ia telah sampai di sebuah bangunan megah 2 lantai didominasi cat berwarna putih bersih. Tidak ada yang berubah dari rumah ini sejak ia meninggalkannya 12 tahun yang lalu.

Perlahan tangannya mulai menekan bel rumah itu. Setelah 3 kali bel berbunyi, pagar rumah itu sedikit terbuka. Terlihat seorang pria paruh baya setelahnya.

"Mencari siapa?" tanya pria paruh baya itu.

Arzan tidak mengenali siapa sosok dihadapannya. Mungkin karyawan baru, pikirnya.

"Pak Rendra ada?" suaranya terdengar bergetar.

"Pak Rendra ada di dalam," jawab pria itu.

"Boleh saya masuk? Ada keperluan penting."

Lantas (END)Where stories live. Discover now