23. Dependency 🌷

94.4K 10.6K 213
                                    

Happy Reading

~•~

"Apakah Anda sudah yakin akan keputusan Anda?"

"Tentu saja. Kenapa tidak? Pak Grehen sendiri kan yang sudah menyiapkan semuanya."

"Saya sarankan lebih baik fokus saja kepada Tuan Muda."

Reane terdiam mentapnya enggan. "Aku tahu. Tapi aku juga butuh sesuatu untuk dilakukan. Lagi pula tidak membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya sampai lulus. Saya hanya meneruskan, bukan memulai dari awal."

Grehen menghela nafas melihat kekeraskepalaannya. "Kalau begitu saya akan menempatkan seseorang di sisi Anda."

"Hah?" Reane mengerutkan kening. "Apa maksudmu, Pak? Aku tidak akan kabur. Jangan bilang Pak Grehen masih belum percaya kepadaku."

Melihatnya diam, Reane tak memberikan kesempatan kepada Grehen untuk menanggapinya lagi. "Sudahlah. Aku katakan sekali lagi, aku tidak akan pernah kabur. Tempatku pulang hanya di sini. Tujuanku pergi ke sekolah kembali tidak ada niat lain, aku hanya menginginkan belajar."

Reane beranjak dan melenggang pergi menuju kamarnya. Membuka pintu dengan perasaan sedikit kesal, ia terkejut saat melihat seseorang yang tengah duduk tegak menghadapnya di tepi kasur.

"Ray? Sejak kapan kamu dikamarku?" tanya Reane heran. Dia mungkin sudah biasa tidur bersama, hanya terkejut saja bayi besarnya sudah stand by dikamarnya sendiri.

Ray dengan wajah tanpa ekspresinya terdiam. Lalu dia menunduk menulis sesuatu di kertas yang sudah dia pegang sejal awal.

Reane datang mendekat saat Ray selesai menulis sesuatu. Lalu dia membacanya.

'Aku akan tidur bersamamu.'

"Oke." Reane tertawa lecil. "Aku akan mandi. Berbaringlah dahulu."

Bagi Reane, fakta bahwa Ray memiliki kepribadian ganda sungguh sangat mengejutkan. Belakangan ini, Ray yang berkata bahwa dia adalah 'kepribadian asli', tidak muncul lagi setelah malam itu. Tentu saja ini membuatnya cukup gelisah. Reane akan benar-benar akan sangat sedih jika Ray yang sekarang tidak akan muncul lagi.

Sebenarnya Reane percaya tidak percaya akan perkataannya. Karena tentu biasanya kepribadian asli adalah yang sering muncul.

Dia dan Ray menjalani hari seperti biasanya. Yang tidak biasa mungkin Ray yang selalu datang ke kamarnya untuk tidur bersama. Terkadang Reane harus mendeteksi dulu apakah itu Ray biasa atau yang jarang muncul. Dan dia akan lega jika yang datang adalah Ray yang biasanya--yang tidak agresif.

Besok adalah hari di mana Reane kembali ke sekolahnya. Dia berada di tahun terakhir, walau begitu, Reane sangat bersemangat karena tentu saja bagi 'Leane' ini adalah hari pertama sekolahnya. Tentang ini, Reane baru berniat memberitahukannya kepada Ray secara pribadi.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Reane keluar dengan piyama berwarna ungu. Dia melihat Ray yang berbaring lurus dengan mata yang entah kapan tertuju padanya.

Reane mendekat dan berbaring di sampingnya. "Ray ... aku ingin memberitahumu sesuatu."

Ray yang terus menatapnya berkedip dua kali.

"Mulai besok, aku akan kembali pergi ke sekolah setiap hari." Senyum Reane mengandung sedikit penyesalan. "Jadi ... aku minta maaf karena tidak bisa menemanimu di siang hari."

Ekspresi Ray sedikit berubah. Dia beranjak duduk lalu mengulurkan tangan mengambil kertas pena di samping tempat tidur. Setelah menulis, dia menyerahkannya kepada Reane.

Dependency ✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now