27. Dependency🌷

76.4K 9.4K 262
                                    

Happy Reading

~•~

"Rea."

"Rea!"

"Ah, ap-a?" sahut Reane terkejut sembari mendongak menatap Sara yang menatapnya bingung.

"Ada apa denganmu? Sedari tadi kamu melamun sehingga beberapa panggilanku tidak kamu tanggapi."

"Ah, maafkan aku." Reane tersenyum dengan rasa bersalah. "Ada apa?"

"Itu, ponselmu berdering beberapa kali. Mungkin pesan penting dari seseorang."

Reane langsung menatap ponsel yang menyala di atas meja belajarnya. Dia lantas mengambil dan membaca pesan yang muncul di layar.

'Aku merindukanmu'

Reane langsung mengulum senyum membuat Sara yang dari awal memerhatikan menyipitkan mata curiga. Dia duduk di bangku depan Reane dan menopang dagu memerhatikan.

"Apakah pacar barumu?"

"Apa?" Reane terkejut dengan wajah melongo. Dia akan menggeleng, namun saat sadar bahwa perhatian beberapa teman di kelasnya memerhatikan, dia langsung mengangguk kaku.

Sebenarnya dia sedang memikirkan pertanyaan tiba-tiba Ray semalam. Apakah dia telah mengetahui sesuatu tentang Mario sehingga berkata untuk tidak meninggalkannya.

Pertanyaan Sara agak tidak terduga. Namun lebih baik mengakui Ray pacarnya, akan buruk jika seseorang tahu dia sudah bersuami.

"Hmm ... pantas saja. Kamu terlihat sangat senang hanya dengan melihat pesannya."

Reane terkekeh kecil dan membuka pesan dari Ray. Ada banyak spam chat dari suaminya itu. Reane agak terpana. Membaca pesan-pesannya, Reane geli sehingga tertawa kecil.

Sara menggeleng-gelengkan kepala sembari saling pandang dengan yang lain. "Dia terlihat sangat bahagia. Berbanding terbalik dengan Mario yang seperti mayat hidup."

"Ya, kamu benar. Aku menyaksikan keduanya kemarin. Ku pikir aku telah melihat drama secara langsung." Gadis bernama Zira menyahut.

"Hmm ... aku merasa kasihan kepada Mario. Namun pilihan Reane memilih orang lain," sahut gadis lainnya.

"Apa? Apakah kalian menyebut namaku?" Reane bertanya bingung setelah bangun dari tenggelamnya membalas pesan Ray.

Mereka menggeleng agak panik dengan senyum lebar. "Ah, tidak, tidak. Kami sedang membicarakan pria tampan di kelas sebelah."

Reane mengangguk-angguk dan melihat jam di ponselnya. Dia mengeluarkan buku dan belajar sebelum kelas masuk.

~•~

"Reane, kenapa dia terus mengekor di belakangmu?"

Reane menoleh ke belakang mengikuti tatapan Sara. Keduanya berencana ke kantin bersama. Sara sangat penasaran dengan hubungan keduanya karena Arden terus mengikuti sedari awal keluar kelas.

"Tidak mungkin dia pacar barumu, Bukan? Jika benar, seharusnya dia berjalan di sampingmu, bukan di belakang."

Reane menggeleng. "Tentu bukan."

"Lalu kenapa ..."

"Itu memang pekerjaannya."

Sara langsung berhenti berjalan. "Pekerjaan?"

Melihat Reane berjalan agak jauh, dia langsung menyusul cepat dengan wajah penasaran. "Rea! Pekerjaan apa maksudmu? Re--uh!" Langkahnya langsung mengerem saat menabrak bahu Reane yang berhenti tiba-tiba.

Dependency ✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now