11

204 27 1
                                    

"Trus suspensi tadi di simpen dalem kulkas sama freezer selama 24 jam, nah abis itu- elo gue celupin ke air mendidih biar mampus lo jadi manusia rebus!"

"Hm, trus?"

"Enyah lo anjing! Ngesot sana di tengah jalan! Bikin gue emosi aja lo ya Tinnasit"

Ta sudah lelah, frustasi, dan sangat pusing menghadapi 'anak murid' yang sedang duduk di depannya. Emosinya dibuat naik dan terus naik sampai menembus luar angkasa. Inilah alasan Ta membuat motto hidupnya menjadi "Say no to jadi guru/dosen!". Karena kesabarannya yang setipis kertas karton (lebih tebal sedikit daripada tisu) tidak bisa digunakan untuk menangani anak-anak yang dibimbingnya nanti.

Sedangkan si 'anak murid' alias Tinnasit alias Barcode hanya diam seperti seorang pecundang. Dilihat dari tampangnya bisa ditebak kalau orang ini merasa bosan. Barcode tidak memiliki jadwal apapun hari ini, Ta juga sama karena mereka berada di kelas yang sama. Maka, untuk memanfaatkan momen yang cukup langka ini, Barcode berencana untuk pergi ke waterboom. Ia ingin bermain seluncur air dan mandi di bawah guyuran air mancur raksasa. Tapi tiba-tiba Ta datang pagi-pagi sekali ke rumahnya dan menghancurkan rencana 'healing'nya. Barcode dibuat semakin kesal ketika melihat tumpukan kertas yang Ta bawa.

"Lagian lo ngapain kerumah sih? Gue mau healing, tokek!"

"Healing healing, laprak lo kerjain, kadal!"

"Deadline masih minggu depan, gak usah sok ngambis! Benci banget gue liatnya"

Ta kemudian menyodorkan sebuah buku petunjuk praktikum miliknya pada Barcode. Karena ia tau pasti temannya itu belum memilikinya.

"Baca!"

"Gak usah ngatur, lo bukan cowok gue!"

"Yaudah ayok pacaran sekarang!"

"Dih! Ngomong nih sama pantat gue!"

Walaupun sesekali mengomel dan menggerutu tidak jelas, Barcode akhirnya mau mengerjakan laporan praktikumnya dibantu oleh Ta. Mereka menghabiskan waktu setidaknya 7 jam untuk menyelesaikan separuh laporan. Separuhnya lagi akan mereka garap nanti saja karena sudah lelah.

"Udah siang aja" ucap Barcode sesudah menengok sebentar ke jam dinding yang menunjukkan pukul 14.03.

"Ntar malem mau nongki gak?"

"Sama lo doang? Ogah!"

"Kalo gue ajak Kak Bible lo mau emangnya?"

"Males, gue gak akrab"

"Kan.."

Barcode kemudian mengubah posisi duduknya menjadi tiduran di lantai. Matanya menatap langit-langit ruang tamu. Sementara kepalanya dipenuhi dengan bayangan tempat-tempat yang ingin ia datangi. Setelah memikirkan plus dan minus dari beberapa tempat itu, Barcode lalu memilih sebuah tempat untuk dikunjunginya malam nanti bersama Ta (kalau mau).

"Pasar malem yok?! Mau gak?"

"Gas"

"Tapi kita cang kacang panjang dulu!"

"Apaan sih, aneh banget lo lutung!"

"Cepetan, curut!"

"Cang kacang panjang yang pendek traktir balon Boboiboy!"

Ta sungguh tidak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya tersenyum dan sengaja mengalah dari temannya yang terkadang tidak bisa ditebak itu.

'Code, gue gak paham apa motivasi lo ngajakin gue main cang kacang panjang cuma demi balon Boboiboy 10 ribuan. Dan gue lebih gak paham lagi sama diri gue sendiri yang bisa-bisanya punya rasa sama orang modelan lo gini' ungkap Ta dalam hatinya.

. . . 👀

Executor No. 84 [JeffBarcode]Where stories live. Discover now