Longest Part

257 14 1
                                    

⚠️⚠️⚠️

Jeff masih menunggu kehadiran seseorang di depan laboratorium, siapa lagi kalau bukan Barcode. Sesekali ia melirik jam tangannya sambil terus melihat ke arah tangga. Ia sudah mengirim beberapa pesan bahkan juga menelepon Barcode, tapi tidak ada balasan.

Dari dalam laboratorium, Us yang sedari tadi memperhatikan temannya itu lantas menghampiri lalu menepuk pundaknya pelan.

"Jeff, gak masuk? Praktikumnya udah mau dimulai"

"Iya buka aja dulu, ntar gue nyusul"

"Yaudah"

Setelah Us kembali masuk, Jeff melanjutkan kegiatan menunggunya. Lama sekali kira-kira 30 menit dirinya hanya diam, berharap Barcode akan datang dengan jas laboratorium menutupi badannya. Namun harapannya kali ini sepertinya tidak akan menjadi kenyataan karena Barcode tidak kunjung datang.

Mau tidak mau Jeff harus profesional dengan tugasnya sebagai seorang asisten laboratorium. Ia mengenakan jas laboratorium miliknya sebelum masuk ke dalam laboratorium untuk membimbing para praktikannya melakukan kegiatan praktikum yang terakhir.

"Permisi kak, maaf kita telat"

Tanpa diduga, Barcode ternyata datang bersama Ta. Ta beralasan kalau motor yang mereka tumpangi mengalami kebocoran ban karena tertancap paku. Kemudian Ta berjalan dengan menggandeng Barcode. Tatapan Jeff hanya tertuju pada Barcode, tapi Barcode sendiri bahkan enggan untuk sekedar melirik kearahnya.

Selama praktikum berlangsung, Jeff memperhatikan Barcode. Sesekali ia kehilangan fokus, sampai-sampai Ping harus datang dan menegurnya karena Jeff bahkan mengabaikan salah satu praktikan yang bertanya padanya.

"Fokus Jeff"

"I- iya kak, sorry"

Beberapa jam berlalu dan kegiatan praktikum sudah selesai dilakukan tanpa ada interaksi berarti antara Jeff dan Barcode. Sebelum pulang, semua asisten laboratorium berjejer di depan kemudian mengucapkan beberapa kata seperti terima kasih dan permintaan maaf kepada praktikan yang hadir, lalu ditutup dengan foto bersama.

Ketika dirasa sudah tidak ada orang di dalam laboratorium, Jeff akhirnya memutuskan untuk pulang bersama dengan teman-teman asisten lainnya. Ia berjalan terburu-buru hingga kedua matanya menangkap sosok laki-laki yang tidak asing baginya.

"Dek Barcode? Ngapain disini? Kenapa belum pulang?"

"Aku mau pulang bareng, sama kakak"

Sontak Jeff terkejut sekaligus senang mendengarnya. Tanpa babibu lagi, Jeff langsung menarik tangan Barcode dan membawanya pulang menaiki motor yang kebetulan baru saja ia cuci. Sepanjang jalan, Jeff berusaha menciptakan obrolan dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Tapi lawan bicaranya seperti tidak tertarik dan hanya menjawab sekedarnya saja.

"Kenapa berhenti?"

"Lah, kan udah sampe? Ini rumah kamu kan?"

"Emang aku nyuruh kakak buat nganterin aku ke rumah?"

"Y- ya nggak sih, tapi kamu ngajak pulang bareng kan?"

"Yaudah, jalan lagi. Pokoknya kakak ikutin instruksi aku aja, kalo aku belum bilang stop kakak jangan berhenti"

"Oh, ok deh"

Disini Jeff merasa pekerjaannya bukanlah seorang eksekutor lagi, tapi pengemudi ojek. Tapi tidak apa, asalkan penumpangnya Barcode, Jeff tidak masalah. Dari spion motornya, sesekali Jeff memperhatikan Barcode di belakang dan ia bisa melihat dengan jelas raut muka sedih yang Barcode tunjukkan.

"Berhenti!"

"Ka- kamu mau ngapain disini?"

Akhirnya, mereka sampai di tujuan. Barcode segera turun dan melepaskan helmnya. Sementara Jeff masih duduk di atas motornya, menunggu jawaban Barcode. Memori Jeff membawanya pada suatu malam, ketika untuk pertama kalinya ia gagal melaksanakan tugasnya. Ingatan itu tentunya tidak akan pernah bisa ia lupakan.

Executor No. 84 [JeffBarcode]Where stories live. Discover now