20

171 14 2
                                    

Barcode kebingungan saat melihat Jeff sudah menghilang dari tempat duduknya, membiarkan coklat pemberian darinya tergeletak di atas piring. Sekarang hanya ada dirinya sendiri di dalam toko. Namun, ia tidak ambil pusing akan hal itu. Mungkin saja Jeff tiba-tiba ada keperluan mendadak sampai dia lupa memberitahunya.

"Buru-buru banget kali ya Kak Jeff sampe gak sempet ngasih tau gue?"

Secangkir coklat hangat yang sudah dibuatnya untuk Jeff mau tidak mau harus ia minum daripada mubazir. Sambil menyeruput minumannya, Barcode melihat Ke luar, ke arah pohon apel di depan toko roti. Kemudian ia memutuskan untuk memetik beberapa buah yang sudah matang. Sebagian untuknya, dan sebagian lagi akan ia berikan pada Natta karena apel adalah buah kesukaan kakaknya. Selepas memetik apel, Barcode menuju ke meja kasir untuk mengangkat telepon yang berdering.

"Halo, toko coklat cutiesouls disini. Sebelumnya, mohon maaf-"

"Dek Barcode? Ini aku"

"Loh- iya Kak Jeff, kenapa?"

"Gak papa, aku cuma mau bilang kalo barusan aku dichat temen. Dia bilang sampel penelitian yang lagi kita kerjain hilang. Jadi aku buru-buru pergi tanpa pamit sama kamu dulu, soalnya itu penting banget. Maaf ya"

"Kok bisa? Emangnya kakak simpen dimana?"

"Ada di lab, udah aku masukin ke dalem lemari sampel. Tapi pas temen aku cek katanya gak ada"

"Coba kakak inget-inget lagi, mungkin kakak lupa narohnya dimana. Mau aku bantuin cari gak?"

"Gak usah dek, kamu jangan kemana-mana, sekarang udah malem"

"I-iyaudah, maaf ya kak gara-gara kak Jeff main ke toko aku jadi-

"Gak usah minta maaf dek, ini gak ada hubungannya sama kamu. Pokoknya aku gak mau denger kamu bilang maaf lagi kecuali kamu salah. Satu lagi, jangan pernah naroh semua kesalahan yang belum tentu kamu penyebabnya buat kamu tanggung sendiri, ya?"

"I-iya kak.. semoga cepet ketemu ya kak"

Setelah mendengar penjelasan Jeff, Barcode menjadi cemas. Pasti Jeff sudah melakukan penelitian tersebut dengan sungguh-sungguh. Barcode hanya bisa berharap semoga hasil kerja keras Jeff itu akan kembali padanya. Karena kasihan juga kalau Jeff harus mengulangi penelitiannya dari awal.

Baru beberapa menit sejak Jeff mengakhiri teleponnya, kini giliran Natta yang mengajak Barcode berbicara jarak jauh. Kakaknya ikut-ikutan menghubunginya untuk meminta tolong dibelikan sesuatu.

"Tolong kamu ke toko bahan kue langganan kakak ya, kamu tau kan?"

"Iya"

"Nah, nanti kamu bilang aja ke penjaga tokonya 'saya mau ambil pesenan kak Natta' gitu"

Barcode lalu mematikan lampu, AC, dan semua alat elektronik di dalam toko. Ia harus memastikan semuanya aman terkendali sebelum mengunci pintu dan pergi mengambil pesanan Natta.

"Siap, btw kak natta kapan pulangnya?"

"Bentar lagi kakak pasti pulang kok, tunggu ya"

"Jangan lama-lama! Aku abis metik apel di depan toko. Lumayan ada 7 buah yang mateng, hehe"

"Berarti kakak harus cepet-cepet pulang nih! Takut gak kebagian"

"Tenang aja, udah aku sisain 4 biji buat kakak"

Di perjalanan, Barcode terus mengobrol dengan Natta melalui handphonenya. Setidaknya dengan ini, Barcode tidak akan terlalu kesepian saat berjalan kaki seorang diri malam-malam begini. Ia sengaja tidak menaiki ojek karena jarak toko bahan kue yang ia tuju letaknya cukup dekat. Ketika Barcode akan menyebrang, secara tiba-tiba Ta melintas tepat di depannya.

"Ta! Lo mau kemana woy?!"

"L-lo ngapain disini?"

"Mau nyebrang lah, gue mau ke toko depan noh! Mau nebengin gue gak?"

"Duh, sorry Code, gue lagi buru-buru banget nih, urgent! Gue duluan ya!"

Sebenarnya, Barcode agak aneh dengan Ta yang akhir-akhir ini menjadi begitu sibuk. Ia juga tidak tau pasti apakah Ta betul-betul memiliki kesibukan atau hanya alasan saja. Tapi, ketika melihat Ta melajukan motor merahnya sangat kencang, sepertinya temannya itu memang benar-benar sedang sibuk.

Singkat cerita, Barcode sudah selesai dengan urusannya di toko bahan kue. Di kedua tangannya, sudah ada beberapa bungkusan besar namun ringan. Entah apa saja isi di dalamnya, Barcode tidak sempat melihat karena pemilik toko akan segera menutup tokonya. Ia tidak enak jika harus membuatnya menunggu hanya untuk mengintip pesanan Natta.

Tin tin!

Barcode baru saja berjalan sekitar 2 meter saat sebuah mobil menghidupkan klaksonnya dari kejauhan. Dari nomor platnya, ia tau kalau mobil berwarna hitam itu adalah milik kakaknya. Rupanya Natta sengaja tidak menunggu di toko untuk membantu adiknya membawa barang.

Saat Natta keluar dari mobil dan menutup pintu mobilnya, terlihat Barcode sedang berlari dengan langkah kecil menghampirinya. Natta jadi ingat ketika adiknya masih kecil dulu. Setiap ia pulang sekolah, Barcode kecil akan berlari ke arahnya dan memeluknya erat sambil berkata 'Kak Natta capek ya?', lucu sekali. Meskipun sekarang adiknya sudah tumbuh besar bahkan hampir menyaingi tinggi badannya, tetap saja Barcode adalah anak kecil di matanya.

Sementara Barcode sangat bersemangat untuk memberitahu Natta tentang manisnya buah apel yang ia petik. Dengan senyum sumringahnya, Barcode mengikis jarak demi jarak antara dirinya dan Natta. Hingga suara tembakan keras terdengar sangat nyaring dan langkahnya seketika terhenti saat itu juga.

DOR!

Executor No. 84 [JeffBarcode]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon