18

164 19 2
                                    

Malamnya, seperti biasa Barcode akan menjaga toko roti. Namun karena satu dan lain hal, toko roti terpaksa tutup lebih awal. Sehingga, Natta meminta Barcode untuk menggantikannya berjaga di toko coklat saja. Beruntung, tugas kuliahnya sudah selesai berkat bantuan Jeff. Jadi ia tidak perlu khawatir akan terlambat mengumpulkan besok pagi. Lagipula kenapa juga ia tiba-tiba mengkhawatirkan tentang tugas?

"Permisi kak, aku mau ambil pesenan coklat yang tadi siang ya"

Barcode dibuat tertawa oleh seorang pembeli laki-laki di depannya. Bukan karena permintaannya, tapi pembeli ini tampil dengan hoodie hitam dan sebuah kacamata berbentuk kue ulang tahun. Dan tanpa diberitahu pun, ia sudah tau siapa pembeli ini.

"Hahaha Kak Jeff ngapain sih? Kocak banget. Kak Jeff lagi ulang tahun?"

"Nggak, aku cuma pengen pake kacamata aja"

"Kenapa gak pake kacamata yang normal? Hahaha sumpah lucu banget"

"Biar kamu ketawa, aku suka liatnya"

"I-idih a-apaan sih kak, mending pulang- eh, jangan pulang- maksudnya

Jeff dibuat gemas melihat Barcode yang sedang salah tingkah. Ia juga senang mendengar suara tawa Barcode, pipinya yang memerah karena malu, dan senyumannya yang tulus tanpa paksaan. Jeff menyukai semua yang ada pada Barcode.

"Wah, aku diusir nih? Ok, nilai praktikum aku kasih D deh"

"Apa-apaan?! Urusan nilai beda cerita ya kak!"

"Jadi gimana? Mau aku pulang plus nilai D atau tetep disini?"

"Ya-yaudah, disini aja.. emangnya kapan aku nyuruh kakak pulang?"

Setelah dirasa cukup puas menggoda Barcode, Jeff lalu pergi dan menduduki sebuah kursi yang letaknya pas di samping jendela. Kemudian ia membalas beberapa pesan dan e-mail yang masuk ke handphonenya. Setelah itu, Jeff menopang dagunya dengan kedua tangan sambil memperhatikan Barcode yang begitu lihai melayani para pembeli.

Barcode yang sadar akan hal itu lantas membuat ekspresi wajah mengejek dengan menjulurkan lidahnya ke arah Jeff. Bukannya merasa terejek, Jeff justru semakin gemas. Jeff lebih baik melihat Barcode yang seperti ini daripada Barcode yang ditemuinya sore tadi. Dirinya terus berharap semoga kesedihan tidak kembali datang pada Barcode sehingga ia bisa terus melihat tingkah menggemaskan adik tingkatnya itu. Walaupun hal itu adalah sebuah ketidakmungkinan.

"Kak Jeff, bisa minta tolong balikin papan tanda buka di pintu gak?"

"Loh, kamu udah mau tutup toko?"

"Iya, soalnya udah jam 9 dan coklatnya juga udah sisa sedikit"

Papan kecil yang tertempel di pintu sudah bertuliskan 'closed' dan hiasan lampu berbentuk tulisan 'cutiesouls' di dinding bagian atas depan toko juga sudah dimatikan. Tandanya, toko coklat sudah tidak menerima pembeli lagi. Pengecualian untuk Jeff karena dia adalah pembeli istimewa.

"Padahal aku kesini mau makan coklat"

"Kakak kemaleman datengnya"

"Kan aku harus pergi kerja dulu. Kamu juga gak bilang kalo tutupnya jam segini"

"Jangan ngambek dong.. Mau aku aduin ke anak kelas kalo aslabnya yang suka ngomel ternyata ngambekan? Hahaha"

"Siapa bilang aku suka ngomel? Kamu aja gak pernah dateng pas praktikum, jangan sok tau"

Barcode tidak bisa tidak tertawa, lagi-lagi karena Jeff dengan raut mukanya yang masam. Meskipun ia tau Jeff hanya berpura-pura, tapi tetap saja menurutnya Jeff terlihat lucu. Kemudian, dari meja kasir Barcode berjalan menuju lemari es. Ia mengambil tiga buah coklat berbentuk figur seseorang yang tidak asing lalu memberikannya pada Jeff.

"Eh, ini aku?"

"Eee.. gimana bilangnya ya? Hehe. Iya, itu Kak Jeff. Kan aku bilang bakal traktir kakak makan coklat, jadi ya.. ini traktirannya. Aku udah berusaha buat bikin semirip mungkin dan aku seneng ternyata kakak bisa ngenalin"

Coklat pertama berbentuk mini Jeff mengenakan jas berwarna putih yang nampak seperti jas laboratorium lengkap dengan nametag kecil yang diberi nama 'Jeffy'. Coklat yang selanjutnya diletakkan di tengah, berbentuk mini Jeff yang imut memegang sebuah permen kapas merah muda di tangannya. Dan di coklat terakhir, mini Jeff sedang memegang sebuah gitar.

"Makasih ya"

"Dimakan ya kak, kalo nggak nanti coklatnya sedih"

"Kalo lucu-lucu begini aku jadi gak tega makannya"

"Mau coklat panas juga gak? Aku bikinin ya?"

"Boleh deh"

Sesaat setelah Barcode pergi menuju dapur, Jeff menerima beberapa pesan dan panggilan telepon. Ia kaget bukan main ketika membaca rentetan pesan yang memenuhi roomchat nya. Kemudian Jeff menelepon salah satu temannya agar menjemputnya di depan sebuah toko buku yang letaknya agak jauh dari toko coklat Barcode sebelum akhirnya ia bergegas pergi.

Executor No. 84 [JeffBarcode]Where stories live. Discover now