14

191 21 2
                                    

Tepat pukul 22.01 malam, Barcode sampai di rumahnya bersama Jeff. Ia melihat mobil Natta sudah terparkir rapi, sehingga bisa ditebak kalau kakaknya sudah pulang. Langsung saja Barcode masuk ke dalam rumah tanpa menekan bel.

"Wassup, brodi Natta! I'm comeback to my yutub channel house oh yeah baby!"

"Apasih! Kamu pulang sama siapa? Trus kenapa sembab gitu matanya? Abis nangis kan pasti? Siapa yang bikin kamu nangis?"

"Hehehe, gak nangis kok, cuma ngantuk. Aku pulang sama temen"

"Mana temennya?"

"Itu diluar"

Barcode menunjuk seseorang yang sedang berdiri di samping motornya. Kemudian Natta menghampiri seseorang yang tidak lain adalah Jeff itu. Sambil tersenyum, Jeff menyapa Natta dengan ramah.

"Halo kak"

"Kamu baru pertama kali ke rumah kan? Aku belum pernah liat kamu soalnya"

"Iya kak, kebetulan saya sama Barcode baru kenal"

"Oh jadi kamu yang namanya Jefan?"

Jeff bingung, Barcode terkejut, dan Natta penasaran. Ketiganya membuat reaksi yang berbeda. Jeff tentunya bingung, karena seingatnya namanya hanya Jeff saja tanpa 'an'. Sedangkan Barcode terkejut karena tidak menyangka kalau kakaknya masih ingat dengan nama seseorang yang hampir menghabisinya itu.

"Hah?"

"Ngapain disini? Ayo masuk dulu!"

"Gak usah kak, saya langsung pu-

Natta kemudian menarik lengan kiri Jeff sebelum Jeff menyelesaikan perkataannya lalu membawanya ke dalam rumah.

"Duduk aja dulu, kakak ambilin- eh bentar, kamu suka coklat gak, Fan?"

"Suka suka aja sih kak"

"Fan, Fan, namanya Jeff doang bukan Jefan kaaak ih!" sambar Barcode.

"Yaudah sih, lagian dia juga jawab-jawab aja pas kakak tanya"

"Kak Natta juga aneh deh, semua orang suka coklat kali!"

Barcode kemudian berjalan ke dapur untuk membantu kakaknya menghangatkan dua potong kue coklat.

"Kata siapa? Itu si Job, pacarnya Bas gak demen" sanggah Natta.

"Kalo gak demen ngapain pacaran?"

"Gak demen coklat maksudnya! Bukan gak demen sama Bas! Hih kamu nih!"

Percakapan antar keduanya masih bisa Jeff dengar, karena jarak dapur dengan ruang tamu tidak begitu jauh. Ia jadi teringat saat kecil dulu. Kakaknya juga pandai memasak, sama seperti Natta. Apapun yang sedang ingin Jeff makan, pasti kakaknya akan membuatkannya.

Dari semua jenis makanan yang pernah kakaknya buat, kue coklat dengan isian selai strawberry yang meleleh di dalamnya adalah favorit Jeff. Dan entah karena kebetulan atau apa, kue yang disajikan Natta untuknya sama persis dengan kue favoritnya tersebut.

"Maaf ya, cuma bisa kasih kue itu aja buat kamu. Kalo kamu belah, ntar ada selai strawberry di dalemnya. Gak tau sih bakal meleleh atau nggak ya, hahaha, harusnya sih meleleh.." ucap Natta.

"Gak papa kak, makasih banyak"

Rasanya tentu sedikit berbeda, tapi Jeff senang bisa memakan kue ini lagi. Pada suapan pertama, Jeff sudah merasa seperti berpetualang ke beberapa tahun lalu. Kalau saja kakaknya memenangkan pertarungan melawan Limfoma Hodgkin yang dideritanya, mungkin Jeff akan mengajak kakaknya berkolaborasi membuat sekardus kue coklat dengan isi selai strawberry buatannya sendiri. Ia ingin menunjukkan pada kakaknya bahwa kini dirinya sudah pandai membuat selai yang menurutnya sangat enak (dibuktikan dengan nilai A yang ia dapat dari dosennya).

Executor No. 84 [JeffBarcode]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora