[ Fredrinn x Arlott ] • Valentine

2K 141 67
                                    

"Hey, Half! Kau masih masuk sekolah ya rupanya."

Kedua manik yang berbeda itu menatap kearah seorang laki-laki tinggi berbadan besar, dengan senyuman ejeknya. Arlott hanya memberikan ekspresi datarnya, lalu kembali berjalan menuju ke kelasnya.

"Tampaknya seseorang di abaikan..."

Saut sahabat dari laki-laki itu, melainkan ekspresi yang satunya tampak tidak suka dengan tanggapan Arlott.

Fredrinn memberikan ekspresi datarnya, lalu beranjak dari kursi taman. "Ia tidak mengabaikanku, hanya pura-pura tidak melihat saja." Ucapnya berusaha positif thinking.

'kuharap ia sengaja melakukannya.'

...

Cklek.

Arlott berdiri di depan cermin toilet, menyisir rambutnya ke belakang sebelum mencuci tangannya di wastafel. Matanya menatap kearah pantulan cermin nya, lalu beralih ke tangannya.

Suara pintu kamar mandi terbuka, siapa yang menyangka bahwa Fredrinn juga izin ke toilet tak lama setelah Arlott.

Keduanya bertatapan saat pintu tertutup, Arlott langsung kembali fokus ke wastafel. Fredrinn memandangi pria itu, lalu perlahan berjalan mendekat dan berdiri di belakang Arlott.

"Kau mengabaikan sapaan ku tadi pagi, itu jahat sekali." Fredrinn memulai pembicaraan.

Arlott mematikan keran lalu menatap pantulan cermin, "Aku sudah membalas tatapanmu." Balasnya. Kedua tangan Fredrinn perlahan mengukung Arlott dari belakang.

"Tapi tatapanmu tampak tidak memberikan balasan, kau marah?" Tanya Fredrinn.

Arlott menatap kedua tangan besar yang mengukungnya, lalu menghela nafas panjang. "Menurutmu, apakah aku tidak merasa lelah setelah kemarin? Tapi, aku harus belajar juga." Balasnya.

Fredrinn terkekeh geli, lalu memendamkan wajah di pundak Arlott. "Maaf, aku tidak bermaksud." Ucapnya pelan, Arlott menepuk-nepuk kepalanya secara perlahan.

"Ya, ya, aku memaafkanmu. Sekarang lepas, ingat perjanjian kita jika disekolah." Arlott menarik kedua tangan Fredrinn, lalu berbalik menghadap kearah lawannya.

Fredrinn menatap dalam Arlott, lalu tersenyum khas nya. Berbeda dengan Arlott yang hanya membalas ekspresi datarnya, ia beralih memegang wajah Fredrinn lalu mengecup singkat hidung laki-laki yang lebih tinggi.

"Kembali ke kelas." Suruh Arlott, lalu berjalan keluar kamar mandi duluan.

Cklek.

Fredrinn hanya diam tak berkutik di depan wastafel, sembari memegang hidungnya. Ia kembali tersenyum, atau mungkin cengengesan?

Entahlah, tapi terdengar seram mendengar tawa geli orang di kamar mandi yang sepi....

***

"Esok Valentine loh."

Fredrinn menengok kearah Alucard yang sibuk merapikan buku, "lalu?" Tanyanya. "Bukankah kau akan memberikan cokelat untuk pacarmu?" Celetuk Paquito yang duduk didepan Fredrinn.

Benar juga, Fredrinn baru ingat ia akan memberikan rangkaian bunga Edelweis untuk Arlott. Tapi, tampaknya akan kurang hanya memberikan sebuah buket bunga bukan?

"Ah, ya. Apa yang akan kalian berikan untuk pasangan di Valentine nanti?" Tanya Fredrinn.

Alucard tersenyum bangga sembari mengusap hidung, "Aku sudah berencana mengajak pacarku untuk dinner di tempat bagus, dan membelikannya sebuah benda rahasia..." Ucapnya dengan nada mengecil diakhir.

𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟𝗟𝗘 [✓]Kde žijí příběhy. Začni objevovat