[ Lancelot x Cecillion ] • Confess

1.3K 90 24
                                    

Aku tidak mau beranggapan kepedean disini, tapi sikapnya padaku terus membuat kepala ini berputar. Apakah ini hanya firasat ku? Atau memang sebuah kebenaran bahwa sikapnya padaku sungguh berbeda?

Saat itu kami berkumpul untuk melakukan reunian, aku yang terlambat terpaksa duduk di samping Ia, lelaki yang kumaksud -- Lancelot.

Kami tidak pernah dekat sebelumnya, sama sekali tidak. Ia adalah pria yang terkenal dalam sekolah dan aku? Hanyalah seseorang yang bahkan tidak pernah dipandang.

Tujuanku mengikuti reunian itu hanya agar mengisi waktu kosong ku dan makanan gratis, karena di traktir oleh Lancelot.

Semua orang ramai dengan kesibukan masing-masing dan berbincang dengan teman lama, tidak sepertiku. Hanya diam sembari memainkan makanan di piring.

"Kau tidak menyukai makanannya?"

Lancelot berucap sembari mendekat kearah ku, jelas hal itu membuat diriku kelabakan. "Ti.. Tidak. Aku menyukainya." Balasku canggung dan kembali memandangi piring didepan ku.

Lagi-lagi Lancelot tersenyum, tangannya yang semula di atas meja turun dan berubah kearah sisi pinggangku. Melihat perlakuan anehnya jelas dihadiahi tatapan kaget oleh diriku.

Kami bahkan tidak pernah dekat ataupun akrab sampai begini, aku pun duduk disampingnya juga karena kehabisan tempat. Pegangan pada pinggangku semakin erat.

"Katakan jika kau tidak menyukainya, aku akan memesan yang lain lagi agar kau mencobanya." Ia berbicara sangat halus dan pelan, mungkin seakan berbisik hanya pada diriku.

Aku tidak bereaksi banyak hanya mengangguk, Ia melepas pinggangku dan kembali berbincang dengan yang lain. Untuk sesaat aku bisa merasakan jantungku yang memicu lebih cepat.

"Lancelot! Makanan disini sudah habis dan beberapa masih lapar, bisakah kita memesan lagi?" Itu sahutan dari meja sebelah.

Aku tidak mau memiliki pemikiran aneh-aneh, ia memperlakukan semua orang sama. Aku tau itu. Ia pasti akan menyetujuinya, aku merasa aneh hanya karena tidak pernah berinteraksi dengannya.

"Eyy, tidak. Kalau mau tambah, beli sendiri sana." Tolaknya.

Tunggu, apa? Apakah barusan aku mendengar Ia menolak permintaan temannya? Bukankah biasanya Ia selalu menyetujuinya karena duitnya sangat banyak?

Pikiranku kalut hanya sebatas jawaban Ia saja, aku segera menghabiskan makananku agar tidak terlihat membuang-buang makanan.

Tidak hanya perlakuannya yang membuatku berpikir terus-menerus, tapi ada satu hal lagi..

Setelah makan-makan yang memakan waktu yang sangat lama, akhirnya kami memutuskan bubar dan pulang terlebih dahulu. Aku orang pertama yang izin pulang karena merasa terlalu menganggu keseruan mereka.

Baru saja langkah ku sampai diluar restoran, tiba-tiba Lancelot menyerukan namaku. Pikirku, apalagi yang Ia inginkan? Jadi aku hanya diam menatap kearahnya.

"Kenapa sudah mau pulang? Acaranya bahkan belum selesai."

Aku hanya tersenyum canggung menanggapinya, "Aku lebih baik dirumah saja, terima kasih atas traktirannya." Balasku lalu berjalan begitu saja.

greb!

Tangannya menarik pergelangan ku lalu menarik ku mendekat, jelas perilakunya membuatku kaget. "Aku belum selesai berbicara." Ucapnya dengan serius.

Entah ini perasaanku saja atau Ia terlihat semakin tampan dengan ekspresi serius begitu? Jantungku juga berdebar tanpa alasan yang benar.

"Ada apa..?" Aku bertanya dengan hati-hati.

𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟𝗟𝗘 [✓]Where stories live. Discover now