Chapter 9. Don't falter

176 9 0
                                    

London, Britania Raya.
7.15 pm.

Ingat pertanyaan tempo hari saat Brielle bertanya apa Grayson tertarik padanya apa jawaban pria itu. Grayson Hugo berkata bahwa dia tidak, tidak! Tertarik dengan Brielle. Grayson juga katakan dia hanya ingin menjalin ikatan kerja sama yang bagus dengan Brielle.

Sialan, saat mendengar itu hati Brielle rasanya tak karuan. Entah ada apa dan kenapa bisa seperti itu.

Ajakkan pergi bersama tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Brielle setelah mengetahui jawab Grayson. Lagi pula... memang Brielle tak mau pergi bersama Grayson. Mengesampingkan rasa ingin balas dendamnya Brielle rela sedikit menjauh dari Grayson agar Brielle jangan sampai jatuh hati pada pria berengsek dan gila itu.

Malam ini Brielle mengenakan blazer dress berwarna merah berlengan panjang namun itu tidak menghilangkan kemolekan tubuhnya, belahan dadanya masih terlihat menggoda dan kaki mulusnya pun begitu. Brielle tetaplah pada style-nya yang berpegang teguh untuk selalu tampil sexy, memukau, dan menggoda.

Itu semua Brielle lakukan bukan karena ia ingin menggoda pria yang akhirnya diperkosa namun, Brielle hanya ingin pamer bahwa ia memiliki tubuh indah rupawan buatan tuhan.

Tidak terasa wanita itu sekarang sudah melangkah saja masuk ke dalam gedung mewah milik tuan Dalton bersama Raphael tentunya. Saat masuk dan terus melangkah ke dalam Brielle melihat meja di tengah-tengah yang di isi gelas red wine yang disusun ke atas dengan indah, melihat susunan gelas Brielle jadi tertarik untuk menjatuhkan itu semua. Sedangkan di sisi kiri Brielle melihat meja panjang berisi makanan, dan sisi kanan sana ada panggung berisi orang-orang tengah bermain musik dengan wanita cantik yang bernyanyi dengan suara lembut.

Pesta pada umumnya namun yang membedakan, botol alkohol berserakan di mana-mana dan pria-pria mabuk pun sudah berkeliaran mencari mangsa.

Mata Brielle mengedar ke sekitar mencari si pemilik acara dan akhirnya di sana Brielle menemukannya. Dalton yang tengah duduk dikelilingi para wanita cantik dan molek.

"Madam Brielle Bryson, selamat datang." Pria setengah tua itu bangkit.

Terakhir kali Brielle melihat pria tak waras ini satu tahun yang lalu dan ternyata masih belum berubah.

"Kau mengajak orang-orang berbuat dosa bersama-sama.”

Dalton tertawa. "Aku hanya bosan, uangku terlalu banyak jadi aku membuat pesta. Aku menyediakan banyak minuman yang kau suka."

Brielle tertawa pelan.

Dalton semula ingin berucap namun pria itu malah mengangkat tangannya memanggil seseorang. "Jordan!"

Brielle melirik ke belakang, melihat pria yang sudah berumur jalan bersama seorang wanita yang... berumur namun cantik. Melihat itu Brielle menepuk lengan Dalton.

"Akan aku habiskan semua minumanmu."

Brielle menjauh dari Dalton bersama Raphael yang selangkah di belakangnya, gemas dengan Raphael yang selalu di belakang Brielle menarik pria itu. Mengalungkan tangannya pada lengan Raphael yang membuat pria itu sontak terkejut.

"Bantu aku berjalan." Ucap Brielle.

Raphael berdeham pelan.

Dari sudut matanya Brielle melihat Grayson sedang berdiri gagah dengan ke dua tangan disaku celananya. Pria itu sedang menatapnya lalu seorang wanita mendekati Grayson membuat tatapan mata Grayson berpindah.

"Berengsek," gumam Brielle.

"Apa nona?" Raphael takut kalau dirinya diumpat kasar seperti itu.

Brielle mendengus. "Lirik sisi kananmu, Grayson ada di sana."

UnbelievableWhere stories live. Discover now