Chapter #10

482 99 0
                                    

  Junkyu semakin panik, ia sangat berusaha melakukan CPR pada Doyoung. Junkyu meringis sambil memberikan nafas buatan yang panjang tanpa menyerah sedikit pun. Di balik keresahan dan kesibukannya itu, Zivan sudah berdiri lemah di belakangnya. Zivan tersenyum ganjil, kakinya melangkah pelan tanpa menimbulkan suara dari sepasang sepatu yang dikenakannya. Zivan menendang punggung Junkyu dengan keras—membuat Junkyu jatuh tengkurap dan giginya menubruk lantai.

  Junkyu segera memperbaiki posisinya dan berkisut mundur saat Zivan melangkah ke arahnya, pikiran Junkyu kacau, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Kedua matanya mencuri pandang pada Doyoung yang masih berbaring lemah di lantai, semakin kacau lagi pikirannya saat menyadari Doyoung belum juga memberi tanda kehidupan. Apakah Doyoung mati? Ah, Junkyu merasa sangat bersalah meminta Doyoung mengambil obat untuk Mashiho ke unit kesehatan.

  Zivan memiringkan kepalanya, pinggangnya terlihat tidak rata dengan perutnya—semacam bergeser dari tempat yang seharusnya. Kedua tangannya diluruskan ke depan dan kakinya perlahan-lahan melayang, Zivan menatap Junkyu yang kian ketakutan dan kacau. Zivan membuka mulutnya, dan memuntahkan banyak belatung gemuk memenuhi lantai tempatnya berdiri. Kakinya kembali menapak di lantai, dan melompat bak seekor singa menerkam mangsa, beruntungnya saraf motorik Junkyu bekerja cukup cepat. Ia berhasil menghindar meskipun beberapa ekor belatung berhasil hinggap dan merayap di piyamanya.

  Junkyu terlihat kelelahan, tanpa sadar ternyata jari telunjuk Junkyu sejak tadi sudah digenggam oleh Zivan. Sontak, Junkyu berteriak saat Zivan berusaha mematahkan jarinya itu dan, jari telunjuk Junkyu benar-benar patah. Zivan menarik jari itu ke atas, berhasil membuat pemiliknya ikut terangkat ke udara bahkan, jari yang patah itu hampir putus karena tersisa kulit dan dagingnya saja apalagi untuk menahan bobot Junkyu, satu jari patah itu tak sanggup. Robekan kecil sudah terlihat, semakin tinggi Zivan mengangkatnya ke udara maka kesempatan jari itu putus hanya hitungan detik.

  Pisau dapur berhasil menancap kuat di leher Zivan—teriakan marah yang terdengar menyeramkan dan memekakkan telinga begitu mendominasi di ruangan sunyi itu. Zivan mengalihkan perhatiannya dan di waktu yang sama pula Mashiho sudah memukul kepala Zivan dengan poetry, Zivan pun ambruk ke lantai dengan darah kehitaman di kepalanya dan lehernya.

Mashiho dengan wajah kotor oleh darah kering bercampur debu melangkah menuju Junkyu, ia membantu Junkyu berdiri dan mengambil kaos kaki milik Junkyu yang di taruh di hidungnya saat di perpustakaan, Mashiho mengeluarkan benda itu dari saku piyamanya dan segera mengikat pelan jari telunjuk Junkyu yang patah, harapannya tulang jari itu bisa kembali menyatu setelah menunggu beberapa minggu.

"Kapan kau sadar? Apa penglihatan mu jelas?" Dua pertanyaan dari Junkyu membuat Mashiho menelan salivanya.

"Satu mata ku, tidak berfungsi." Mashiho menatap wajah Junkyu sebentar, terdengar canggung sekali percakapan dua bersepupu itu.

Suara batuk kecil dari Doyoung membuat keduanya mengarahkan netra pada sepupu termuda, Junkyu bersyukur dalam diam melihat Doyoung yang ternyata masih hidup. Junkyu dan Mashiho pun langsung bergerak mendatangi Doyoung, memeriksa keadaan fisik Doyoung dan berharap tidak ada keanehan seperti Zivan. Sebab, Doyoung seperti orang mati suri.

"Di mana Haruto?" Pertanyaan Mashiho membuat Junkyu sadar akan ketidak—beradaan Haruto bersama mereka.

"Doyoung, kau ingat apa yang menimpa mu?" Junkyu bersuara pelan, kedua matanya menatap penuh harap pada Doyoung yang terlihat memijit kepalanya yang sedikit pening, sekaligus mengingat.

"Seingat ku, Haruto dibawa Nenek pergi." Jawaban Doyoung menimbulkan keresahan antara Mashiho dan Junkyu, keduanya bertukar pandang, sama-sama membayangkan keadaan Haruto yang dibawa Nenek—mengingat Nenek juga aneh saat ada upacara yang berlangsung setelah ulang tahun Zivan. Upacara yang merupakan hal baru dalam liburan tahunan mereka.

BONEKA DAGING | DOYOUNG & JUNKYU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang