Ch. 30

317 51 4
                                    

  "Kau dilahirkan dari hubungan sedarah, Ibu dan Ayah mu adalah saudara. Mereka terpaksa menikah, karena tidak ada hubungan sedarah lain yang dapat melahirkan anak tanpa cacat. Kita semua memiliki saudara yang telah mati, anak-anak perempuan yang lahir dibunuh oleh Nenek dan Kakek—karena mereka menginginkan pernikahan sesama jenis cucunya, mereka bisa saja membuat salah satu dari kita hamil itulah alasan mereka membunuh anak perempuan dan menjadikan kita semua pasangan keturunan kelahiran. Begitu pun hasil hubungan sedarah yang cacat, mereka membunuhnya, Kau yang paling sempurna. Aku dan yang lainnya sadar perihal ini, hal gila karena agama yang mereka anut sebagai satanic. Maaf aku harus jujur padamu soal ini, Doyoung." Kali ini matanya menatap wajah Doyoung yang memerah, matanya tampak basah.

  Perasaan Doyoung hancur, rasanya jantung di dada jatuh ke lantai. Seluruh tubuh lemah, rasanya hampir pingsan namun tak bisa. Telinganya terasa panas saat mendengar fakta, bahwa dirinya adalah anak dari hubungan sedarah. Ini gila, ini benar-benar diluar pemikiran Doyoung, tak pernah terlintas dipikirannya tentang itu, karena ia merasa semuanya baik-baik saja.

  Doyoung tak memberikan reaksi verbal saat mendengar fakta tentang keluarga besar ini, anak itu menyapu pipinya dan membawa lampu teplok juga buku tebal itu tepat ke pojok ruangan, ia tampak duduk memeluk lututnya di sana. Sedangkan Junkyu hanya menatap bahu anak itu turun naik, sesekali terdengar isak dan sesenggukan. Namun, Junkyu tidak berani mendatangi Doyoung yang pastinya sangat terpukul. Siapapun, pasti berkecil hati jika tahu keluarganya tak beres.

  Junkyu jadi ingat kehidupannya sendiri, kekerasan fisik yang ia terima di rumah mungkin tidak se—menyakitkan yang dirasakan oleh Doyoung sekarang, Junkyu menunduk dan merasakan perutnya yang kembali sakit. Junkyu bukan anak yang terbiasa mengulur waktu, ia segera berdiri dan meniup api unggun agar menyala kembali, namun cukup sulit.

  Doyoung yang menyadari hal itu segera berdiri, ia menatap punggung Junkyu yang  batuk-batuk jongkok di depan api unggun. Doyoung berdiri dan melangkah mendatangi Junkyu, adik sepupu itu memungut kayu-kayu dari bangku yang rusak dan menyusunnya di atas bara yang masih berkobar. Ia meniup bara dengan kuat, dan berhasil menyalakan api kecil lambat laun membakar kayu itu.

  Keduanya masih diam di depan api unggun kecil, Junkyu beberapa kali mengusap tangannya yang benar-benar seperti membeku. Api semakin besar, dan Doyoung menoleh pada buku itu. Ia berdiri dan mengambil buku itu, kedua matanya melihat tulisan di sana telah muncul. Doyoung kembali ke pojok, meninggalkan Junkyu yang menghangatkan badannya.

Halaman kosong itu dibaca Doyoung dengan perasaan waswas namun ia harus tahu, juga mendapatkan solusi atas masalah ini. Tidak mungkin setiap masalah tanpa solusi.

  Iblis, roh jahat yang berperan penting dengan agama satanic. Para pengikut satanic akan mendapatkan kekayaan, dan apapun itu yang diminta. Banyak sekali kami tulis di sini sebagai keturunan pemuja dari keluarga Vinbi, semuanya tak akan terjadi kecuali perasaan sakit dan dendam yang terlanjur membutakan, maka terjadilah dan lahirlah ajaran baru keluarga Vinbi.

  Doyoung menelan salivanya, lalu membalik halaman selanjutnya, sebelum kembali melanjutkan bacaannya. Doyoung menoleh sebentar ke arah Junkyu yang sekarang duduk sambil menjulurkan tangannya ke api, merasakan hangatnya dari si merah itu.

   Penembakan misterius pada tahun 1980 kala itu terjadi di Yogyakarta dan kota besar di Indonesia, penembakan misterius itu sendiri terjadi pada masa pemerintahan Soeharto, dikatakan operasi rahasia yang berjalan untuk menanggulangi kriminalitas. Dan keluarga Vinbi adalah korban fitnah dari kasus Petrus, keluarga besar Vinbi meninggal karena dinilai sebagai pelaku kejahatan karena memiliki tato yang mereka anggap sebagai fashion, saudara-saudara dan seluruh kerabat Vinbi yang dinilai sebagai pelaku dihakimi yakni dibunuh tanpa melalui proses hukum. Hal itu benar-benar membuat Vinbi terpukul dan hancur, semua orang yang ia sayangi mati tanpa bukti kuat, dan hal itu menurut Vinbi adalah tindakan melanggar hak asasi manusia.

  Vinbi yang selamat membawa dua anak bersama suaminya dan menjauhi kota, mereka membangun rumah di hutan namun hal itu tak berlangsung lama karena gangguan binatang buas, akhirnya Vinbi menemukan goa dan menjadikannya sebagai tempat tinggal. Beberapa minggu berlalu, mereka benar-benar aman bahkan tidak lagi tahu soal Petrus yang terjadi di kota. Suatu ketika, Vinbi menjelajahi goa itu sambil mencari tempat yang strategis untuk dijadikan ruangan baru. Kaki Vinbi tak sengaja menginjak tulang yang rapuh dan patah, dahinya mengernyit dan berusaha mengabaikan tulang yang telah diinjak tanpa sengaja olehnya.

  Vinbi melanjutkan langkahnya, kebetulan sekali ia hanya sendirian di goa ini. Kedua anaknya berburu dan pergi ke danau bersama suaminya, tanpa sadar Vinbi jatuh terjerembab dan kepalanya membentur batu tumpul, kakinya tersandung sesuatu. Vinbi mengusap kepalanya lalu atensinya fokus pada kotak besi yang tertimbun tanah dan batu kerikil juga beberapa tanaman kering. Vinbi membersihkan batu dan tanah di atas penutup besi yang sepertinya adalah sebuah peti. Berusaha sekali Vinbi untuk membuka penutupnya dan ia berhasil setelah berkutat cukup lama, Vinbi menemukan buku tebal dengan sampul aneh namun buku itu ditutup dengan kain putih sebelumnya.

  Jari Vinbi tak sengaja tertusuk jarum jahit, darahnya menetes tepat pada sampul buku itu. Namun, ia mengabaikan darahnya dan segera mengambil buku itu. Vinbi menaruh buku itu di atas pahanya dan membuka buku itu, namun urung ia malah melanjutkan menjahit sampul buku itu karena beberapa kertas sudah keluar dari sampulnya, kening Vinbi mengerut dan ia menunda untuk melanjutkan jahitannya. Ia mengambil kertas itu dan membaca tulisan di sana. Sebuah prosedur aneh yang entah kenapa ia ikuti, suara di telinganya terdengar lembut dan syahdu seperti rayuan namun sugesti yang membuat pikiran manusia tidak lagi stabil, tidak lagi pada tempatnya.

Vinbi memukul kepalanya dengan buku itu, ia juga melepas benang — jarum dari buku itu dan menusuk lehernya beberapa kali dengan jarum itu, cairan itu meleleh dan hidung Vinbi mimisan karena buku itu dipukulnya dengan keras ke kepala, darah semakin melimpah dan membasahi pakaiannya. Sampai akhirnya Vinbi terbaring menutup wajahnya dengan buku itu.

Malam pun tiba, dan Vinbi terbangun dengan darah yang telah kering. Ia masih di tempat yang sama, ia tersadar dan berlari ke ruang utama goa—Vinbi panik ketika suami dan dua anaknya belum kembali. Tiba-tiba saja, kepala Vinbi seperti dipukul dengan benda keras dan ia berbalik menatap buku tebal itu mengepak seperti burung. Buku itu meninggalkan Vinbi seolah menunjukkan jalan, ia pun mengikuti buku itu.

Di salah satu tempat, Vinbi sampai di depan pohon raksasa yang bawahnya dialiri sungai jernih. Vinbi melihat suami dan kedua anaknya terjebak di pohon besar itu, buku itu jatuh di hadapan Vinbi dan ia membaca lagi bait sugesti itu. Anak pertamanya dan suaminya terlepas dari pohon itu, namun anaknya yang ke-dua tetap terjebak di sana. Suaminya dan s anak pertamanya bersujud kepada anak kedua yang masih terjebak dan Vinbi menggenggam kayu runcing—menusuk anaknya, membunuh anaknya di pohon itu. Mereka menanam harapan dan memohon permintaan sesuai petunjuk buku itu.

  Berbulan-bulan kemudian, sakit hati Vinbi tak terobati saat dia mendengar bahwa kericuhan di kota masih sama. Vinbi mengunakan ilmu sihirnya membunuh orang-orang yang telah membunuh saudara-saudaranya. Ia bangga karena menjadi pemenang, dan ia tidak peduli kalau fakta bahwa ia tak dapat hamil lagi. Tidak ada alasan pasti tentang hal itu.

Namun nyata adanya, kalau suami Vinbi bersetubuh dengan binatang dan juga putrinya sendiri. Mereka memiliki keturunan sedarah dan hal itu lumrah sekali. Saat adanya kelahiran bayi, orang terdahulu harus dikorbankan karena semuanya butuh sesuatu untuk dimakan. Dan,

Bahu Doyoung tersentak saat Junkyu tiba-tiba menyentuh bahunya, anak itu segera menutup buku itu dan menatap wajah Junkyu yang pucat. Lalu Junkyu berkata, "apa kau pernah bertemu paman Alio? Bukankah Mansion ini miliknya." Doyoung membisu mendengar pertanyaan itu, terbesit dipikirannya siapakah gerangan Paman Alio itu.

🔸🔹🔸🔹

BONEKA DAGING

 

BONEKA DAGING | DOYOUNG & JUNKYU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang