Teman Baru

1.9K 165 3
                                    

"Jadi begitu... pantas saja semalam dia sempat mengigau tentang eomma dan appa-nya," ucap Hyerim begitu mendengar cerita Hansol tentang keberadaan orang tua Joshua.

"Yah begitulah, tapi untungnya hyung sudah siap meneruskan bisnis ayahnya sehingga ia bisa mempertahankan kekayaan keluarganya hingga kini, bahkan lebih berkembang," ungkap Hansol ketika mereka berada di sebuah warung makan tradisional yang tak jauh dari rumah Joshua.

"Wah, ternyata dia benar-benar orang sehebat itu," Hyerim berdecak kagum seraya menyeruput jus semangka yang dipesannya.

"Nuna tidak penasaran dengan pekerjaan hyung? Karena aku sepanjang aku bercerita tadi, nuna tidak ada menanyakan apapun dan hanya mendengarkan,"

Pertanyaan Hansol seketika membuat Hyerim tertawa hambar. Seperti point nomor tiga dalam perjanjiannya dengan Joshua, ia tidak berhak menginterupsi urusan tuannya itu.

"Bukannya tidak ingin tahu, hanya... aku tidak ingin menginterupsi urusan pribadinya. Kau kan tahu kalau aku bukan siapa-siapanya. Aku hanya perempuan yang 'diselamatkan'-nya dan aku harus bersyukur,"

Hansol pun mengangguk paham dengan alasan yang diberikan sang wanita.

"Tapi aku yakin, nuna akan baik-baik saja dengannya, selama nuna menuruti perintahnya. Hyung bukan orang jahat,"

Sekali lagi Hansol mengingatkannya, dan Hyerim kali ini lebih mempercayainya.

"Oh iya satu lagi nuna. Kalau kau sendirian dirumah dan ada tamu, selain kami berlima- Joshua hyung, Seungcheol hyung, Jeonghan hyung, Jun hyung dan aku, juga para pelayan rumah tangga hyung, nuna tidak boleh langsung membukakan pintu untukku seperti tadi ya?" Hansol memberi peringatan yang membuat Hyerim bingung.

"Aku harus mengintipnya dulu lewat lubang pintu. Itu kan maksudmu?" Pertanyaan itu mendapat anggukan dari Hansol. "Kalau ada orang yang tidak kukenal, aku harus melapor pada siapa?"

"Tentu saja pada Joshua hyung. Untuk itu, dia perlu tahu nomor handphone nuna," pemuda berdarah campuran Amerika-Korea itu menyodorkan benda pipih miliknya pada Hyerim.

Hansol yang memang diminta Joshua untuk menanyakan nomor ponsel Hyerim, karena tadi dia buru-buru pergi meeting.

"Terimakasih nuna. Nanti akan kukirimkan nomormu padanya. Sekarang aku akan membayar makanannya dulu, setelah itu kita akan pergi ke supermarket," Hansol tersenyum sebelum meninggalkan Hyerim untuk ke kasir.

Tiba-tiba, ponsel yang Hyerim simpan dalam tas bergetar dan ia segera meraihnya.

Matanya memancarkan rona bahagia ketika ia mendapati nama yang terpampang di layar. Buru-buru ia menggeser layar ke atas dan menjawab panggilan itu.

"Wonwoo-ya, akhirnya kau menghubungi nuna," pekiknya senang.

"Maaf nuna, aku baru saja sampai di darat. Tebak, adikmu ini sekarang ada dimana?"

"Kau ada dimana, Won? Jangan bilang kau sudah sampai di California?"

"Tepat sekali nuna. Aku sudah sampai di California dan kami akan berada disini selama seminggu!" Suara bariton di seberang terdengar bahagia.

"Wah senangnya! Aku sangat iri padamu, Jeon Wonwoo!"

"Tunggu ya nuna. Suatu saat ini aku akan membawa nuna kemari. Disini sangat indah,"

"Thanks Won. Nuna akan menantikannya," Hyerim tersenyum mendengar janji yang diucapkan adik angkatnya tersebut.

"Bagaimana keadaan nuna disana? Appa tidak banyak bercerita tentangmu ketika aku meneleponnya tadi,"

My Mister [Joshua Hong]Where stories live. Discover now