Keputusan Sulit

1K 99 6
                                    

Hyerim memandangi sekeliling. Maniknya mendapati bahwa dirinya kini sedang berada di salah satu kamar, dalam sebuah bangunan apartemen yang terletak agak di pinggir kota Seoul.

Tidak seluas mansion Joshua yang mewah, bangunan seluas satu setengah are itu memang tergolong sempit. Namun dengan biaya sewa yang cukup murah dan harus dirogoh Wonwoo, Hyerim sangat merasa bersyukur.

"Apartemen ini katanya baru beroperasi dua tahun," suara bariton sang adik terdengar, tepat ketika Hyerim keluar dari salah satu dari dua kamar yang disediakan.

Dilihatnya Wonwoo sedang mengeluarkan beberapa peralatan elektronik seperti laptop, charger, juga speaker bluetooth dari dalam backpack hitam yang dibawanya.

"Kau yakin akan ikut tinggal disini? Apa tidak apa-apa dengan Appa?" Hyerim menghampiri untuk kemudian duduk di atas lantai, berhadapan dengan sang adik.

Belum banyak ada perabotan yang disediakan disana, selain televisi layar datar yang menempel di tembok berdekatan dengan dapur, kasur dan lemari.

"Tentu saja aku harus tinggal disini. Selain aku benci melihat wajah Appa, aku tidak mau pria tamak tadi menculik nuna lagi!" Mata Wonwoo yang semula fokus dengan barang-barangnya, kini menatap tegas ke arah sang kakak.

Hyerim menghela nafas. "Jadi, kau takut aku akan kabur dan kembali pada Joshua?"

"Dia bukan laki-laki yang baik untukmu, nuna. Dari awal saja dia sudah berani membuat perjanjian seperti itu denganmu. Bagaimana kalau di masa depan dia mengulanginya lagi?" Wonwoo membenarkan letak kacamatanya yang agak melorot di hidungnya.

"Joshua bukan tipe orang seperti itu, Won. Setidaknya dia berbaik hati mengeluarkan jumlah uang yang tak sedikit untuk menyelamatkan hidupku. Apa itu tidak bisa dikategorikan perbuatan baik?" mata Hyerim menerawang ke langit-langit apartemen barunya. "Aku saja tidak menyangka akan jatuh cinta padanya, begitu pula sebaliknya. Aku tidak pernah berani membayangkannya."

Hyerim memang pada akhirnya bercerita pada Wonwoo bahwa setelah dijual oleh sang ayah, ia tak sengaja bertemu dengan Joshua dan pria itu langsung membayarnya.

Hyerim yang sejatinya memang tak pernah bisa berbohong pada sang adik, juga memberitahu Wonwoo seputar pekerjaan Joshua.

"Tapi tetap saja nun, kalau hal ini sampai diketahui pihak berwajib, Joshua Hong itu bisa dijerat kasus perdagangan manusia," rahang Wonwoo mengeras, ia masih tidak habis pikir sang kakak berbicara seperti selayaknya orang di mabuk cinta. "Soonyoung dan Jihoon pasti akan menyelidikinya, terlebih bukti surat perjanjian itu sudah mereka bawa untuk barang bukti. Posisi Joshua saat ini sangat rawan."

"Kenapa semuanya menjadi rumit begini sih?" Hyerim mengacak rambutnya yang sudah semakin panjang dan melewati bahu. "Padahal aku hanya berharap bisa mencintai dan hidup bahagia bersama dengan Joshua dalam kesederhanaan. Aku ingin membawanya pergi dari rumah besar itu dan hidup selayaknya pasangan normal lainnya."

Di saat yang sama, momen indah yang baru tercipta diantara mereka sejak semalam, terngiang lagi di kepala Hyerim. Tanpa ia sadari, setetes air mata jatuh di pipinya dan Wonwoo melihatnya.

"Sial. Nuna benar-benar jatuh hati padanya, eoh?" Wonwoo menggeleng.

"Aku tak bisa berhenti untuk tidak memikirkannya, Won. Apalagi seperti sekarang, aku tidak berada di sisinya dan itu membuatku semakin mengkhawatirkannya,"

Hyerim menyeka air mata di pipinya dengan kasar, sebelum ia meraih kedua tangan Wonwoo dan menangkupnya.

"Kumohon Won, biarkan aku kembali ke rumah itu. Aku ingin menjaganya dan memastikan kalau dia baik-baik saja," pintanya dengan tatapan memelas.

My Mister [Joshua Hong]Where stories live. Discover now