Menyaksikan

1.4K 137 11
                                    

"Terimakasih untuk hari ini, guys. Aku sangat menikmati jalan-jalan dengan kalian!" Pekik Hyerim senang begitu ia turun dari mobil Hansol yang berhenti tepat di depan gerbang mansion Joshua.

"Ingat ya nuna, minggu depan kita pergi karaoke!" Jun tidak kalah bersemangat dari dalam mobil.

"Kata hyung tadi kakinya sakit dan pegal habis mengantar Hyerim nuna keliling mall..." sindir Hansol yang langsung membuatnya menerima sikutan dari Jun.

"Pokoknya kita bertiga sudah berjanji minggu depan akan norebang! Janji tidak boleh dilanggar!" Jun menegaskan kalimatnya sehingga Hansol dan Hyerim manggut-manggut berbarengan.

"Itu pasti. Sampai jumpa lagi, Jun," Hyerim melambaikan tangan pada pemuda jangkung tersebut, sebelum menatap Hansol yang duduk di balik kemudi. "Hati-hati menyetirnya, Hansol-ah."

"Eoh, sampai ketemu lagi nuna," Hansol memberikan gummy smile-nya pada Hyerim, sebelum city car berwarna silver itu menjauh dari pelataran rumah Joshua.

Hyerim tidak langsung masuk. Ia mengangkat kedua tangannya yang penuh dengan kantong belanja, sebelum menghela nafas panjang.

"Semoga saja Jun sudah bilang pada Tuan Joshua kalau aku berbelanja sebanyak ini menggunakan kartu kreditnya..."

Ada rasa khawatir menyergap hati Hyerim karena nominal yang ia gunakan hari itu memang bisa dibilang tidak sedikit.

Namun karena Jun memaksa dan mengatakan akan bertanggung jawab pada Joshua untuk pemakaian tersebut, Hyerim akhirnya bersedia mengambil beberapa pakaian, sepatu, aksesoris bahkan beberapa make-up.

Setelah mengucap sedikit doa agar ia tidak mendapat omelan dari Tuannya, Hyerim melangkahkan kedua kakinya memasuki pelataran rumah.

Ia mendapati pintu utama terbuka, dimana kejadian tersebut jarang terjadi, setidaknya dari dua hari keberadaannya dirumah itu.

Ketika Hyerim memasukinya, ia bertemu dengan Bibi Park, pelayan rumah paling tua disana, yang baru saja turun dari lantai dua dengan membawa nampan.

"Oh, anda sudah pulang, ahgassi," sapa wanita paruh baya tersebut ramah. "Mau bibi bantu bawakan barang belanjaanmu?"

"Tidak usah Bi, aku harus menemui Tu- maksudku, direktur dulu," Hyerim tentu saja tidak mungkin memanggil Joshua dengan sebutan 'Tuan' karena pemuda itu memintanya untuk mengaku sebagai asisten pribadinya.

Namun saat Hyerim akan menaiki tangga, Bibi Park memanggilnya lagi dan membisiki sesuatu di telinganya.

"Tuan muda sedang ada tamu penting di perpustakaan. Ngg... sebaiknya ahgasi temui dia nanti saja setelah tamunya pulang,"

"Oh begitu," Hyerim mengangguk mengerti sebelum ia membatalkan niatnya dan memilih kembali ke kamarnya.


















Begitu menaruh barang belanjaannya di atas tempat tidur, Hyerim pun mulai membuka satu per satu tas dengan berbagai macam brand tersebut.

Dimulai dari dress denim yang dibelinya pertama tadi. Ia tersenyum membayangkan betapa chic penampilannya ketika ia memakainya nanti.

Ia kemudian membuka tas belanja berikutnya dan tersenyum karena melihat itu adalah pilihan Jun. Sepasang outer dan celana kain berwarna cokelat muda yang terlihat formal tapi tetap trendi. "Mungkin aku bisa memakainya saat Tuan Joshua mengajakku untuk mengunjungi kantornya kelak."

Dilipatnya pakaian tersebut dan ditumpuk diatas denim dress sebelumnya, untuk kemudian ia membuka tas pakaian terakhir. Sebuah sweater dengan satu lengan terbuka, terungkap di dalamnya.

My Mister [Joshua Hong]Where stories live. Discover now