Rasa Nyaman

1.4K 129 7
                                    

Hyerim sudah membukakan pintu utama dari mansion milik tuannya. Ia pun sudah membiarkan Moon Junhui, menggantikan tugasnya untuk menjaga Joshua yang mendadak sakit.

Hyerim sebenarnya merasa tidak enak hati pada Jun, tapi pemuda berdarah Tiongkok itu memastikan kalau ia lebih senang berada di rumah Joshua, daripada harus menemani Hansol belanja dengan segala keribetannya.

"Lalu, untuk apa kau menjemputnya kalau pada akhirnya dia tidak jadi ikut?" Tanya Hyerim suatu ketika ia dan Hansol sudah berada di dalam mobil.

"Dia tadi meneleponku dan bilang merasa bosan di rumah. Saat aku mengatakan akan menjemputmu ke rumah Joshua hyung, Jun hyung mendadak bilang mau ikut," yang termuda memberi alasan sambil bersiap menyalakan mesin mobil.

"Jadi dia mungkin sebenarnya ingin ikut untuk main ke rumah ini, bukan untuk menemanimu belanja. Begitu kan?" Hyerim menyimpulkan.

"Entahlah. Kadang Jun hyung memang se-random itu," Hansol mengedikkan bahu.

Hyerim tertawa renyah dan tanpa ia sadari, pemuda di sampingnya diam-diam memperhatikan dan senyum tipis merekah di wajahnya.

"Ayo kita berangkat sekarang,"

Perkataan itu menyadarkan Hansol dari lamunan singkatnya. Di saat yang sama, ia mendapati wanita di sampingnya belum memasang sabuk pengaman.

"Nuna, kau melupakan sesuatu," tanpa diminta, Hansol tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan Hyerim untuk meraih sabuk pengaman di sisi berlawanan.

Tentu saja itu membuat sang wanita yang tidak siap, terkejut dibuatnya. Mata Hyerim terbelalak dan dirinya otomatis membeku di tempat duduk, tatkala mendapati wajah Hansol begitu dekat dengannya.

Selain memiliki paras tampan layaknya bintang Hollywood, Hyerim baru menyadari bahwa lelaki yang usianya lebih muda lima tahun darinya tersebut, punya kulit wajah yang terawat dan memiliki aroma tubuh yang wangi.

"Sudah," ucap Hansol begitu selesai memasang sabuk pengaman milik sang wanita.

Ia mengerling sesaat dan menyadari bahwa Hyerim masih mematung di tempatnya. Senyum geli pun tak dapat ia tahan untuk terpampang di bibirnya.

"Kita bisa berangkat sekarang, nun?" Hansol mencoba menyadarkan Hyerim dan benar saja, perempuan itu agak tersentak dibuatnya.

"Hah? I-Iya, ayo berangkat," Hyerim mendapati dirinya mendadak canggung.

Hansol pun menekan pedal gas lebih dalam, sehingga mobil SUV yang dibawanya mulai meninggalkan area rumah Joshua.

"Kau mau belikan adikmu kado apa?" Tanya Hyerim karena sesungguhnya ia belum punya gambaran apapun.

"Sofia suka sekali menyanyi dan mendengarkan musik, sepertinya aku ingin membelikannya wireless headphone,"

"Heol," mata Hyerim membulat dengan jawaban lugas yang keluar dari mulut pemuda di sampingnya.

Hansol yang melirik sesaat ke arahnya, merasa bingung sekaligus tertawa dengan ekspresi Hyerim. "Ada apa nuna? Apa menurutmu hadiah itu aneh?"

"Tidak, sama sekali tidak aneh. Malah sangat keren," Hyerim mengacungkan dua jempol. "Tapi, kalau kau sudah tahu akan membelikan adikmu apa, kenapa kau harus repot-repot mengajakku?"

"Ahh... itu... itu..." Hansol auto kebingungan mendapat pertanyaan tiba-tiba tersebut. "N-Nuna tahu, kalau selera wanita agak rumit. A-Aku ingin nuna membantu memilihkan model dan warnanya. Ya, itu!"

Bukannya tidak memiliki jawaban, ia lebih tepatnya belum siap untuk mengutarakannya.

"Hmm, aku paham," Hyerim manggut-manggut tanpa rasa curiga. "Siapa nama adikmu? Sofia? Usia berapa dia?"

My Mister [Joshua Hong]Where stories live. Discover now