Kejutan untuk Ishana

558 32 0
                                    

Memang perlu waktu yang mungkin lama untuk kembali percaya dan berdamai dengan rasa kecewa. Sekarang pastikan hatimu baik-baik saja. Balut dengan doa dan bawalah mendekat pada Yang Kuasa.

Ishana baru selesai melaksanakan salat Zuhur ketika Umi Halimah menghampirinya di teras masjid pesantren.

"Han, bulan depan Alya akan menikah dengan Bayu, calon suaminya. Kamu dan beberapa guru pesantren menjadi panitia untuk acara penyambutan pengantin pria, ya," kata Umi Halimah. " "Wah cepat sekali Alya sudah akan menikah," ucap Ishana. "Selamat ya, Umi."

Umi Halimah terkekeh.

"Ya, sudah. Nanti habis Maghrib, kumpul di aula ya, Han, untuk rapat."

"Baik Umi. Insya Allah," jawab Ishana.

Dia mengenal Alya dengan baik. Adik angkat Ustaz Ardi itu kerap mengunjunginya jika sedang berada di Bogor. Mungkin karena mereka sebaya, jadi mudah akrab. Alya juga sering bermain dengan Ziva. Namun, Ishana belum mengenal Bayu, calon suami Alya. Acara lamaran dilaksanakan tertutup, hanya dihadiri oleh pihak keluarga. Namun, Alya sering menceritakan tentang calon suaminya itu ketika mereka bertemu.

Sore harinya Alya menelepon Ishana untuk mengabarkan berita pernikahannya. Mereka berbincang cukup lama. Alya pun melakukan video call dengan Ziva. Selanjutnya selepas Maghrib, Ishana berada di aula pesantren untuk menghadiri rapat panitia pernikahan putri angkat Kyai tersohor di Bogor itu.

***

Satu bulan kemudian.

Allahu akbar Allahu akbar ... Terdengar suara azan Subuh menggema memenuhi seantero pesantren. Azan yang dikumandangkan oleh seorang pria yang memiliki suara merdu. Ishana diam di tempatnya. Dia memejamkan mata menikmati suara yang mengalun indah dari sang muazin yang tidak lain adalah Ustaz Ardi, mampu menciptakan desir aneh dalam hatinya.

"Hana, yuk, kita segera ke masjid," ajak Umi Halimah.

Ishana tersenyum, lalu mengikuti langkah adik Kyai Munawar menuju masjid untuk salat Subuh berjamaah. Hari ini pernikahan Alya dan Bayu. Sehabis Subuh, kesibukan mulai terlihat di aula pesantren, karena akad nikah akan dilaksanakan pukul delapan pagi. Ishana pun bersiap untuk dirias bersama para akhwat yang menjadi panitia.

Menjelang pukul delapan, rombongan Bayu dan keluarga datang. Ishana yang ikut berdiri menyambut terkesiap. Ingin dia menundukkan kepala, tapi posisinya yang berada di depan bersama panitia lainnya tidak memungkinkan untuk menunduk. Sementara Bayu yang diapit oleh kedua orangtuanya tidak kalah terkejut melihat Ishana. Namun, dia segera menguasai keadaan. Lelaki itu menyunggingkan senyum tipis.

"Semoga Bayu tidak mengenaliku," batin Ishana tidak yakin.

Setelah rombongan keluarga Bayu memasuki aula, Ishana menghempaskan tubuhnya di kursi dekat meja penerima tamu. Menenangkan diri sejenak. Dia tidak menyangka bahwa Bayu, calon suami Alya adalah Bayu Atmaja, Manager IT di kantor mantan suaminya. Saat tadi mata Bayu menatap sekilas ke arahnya, Ishana yakin Bayu mengenalinya meskipun kini dia berhijab.

"Ya Allah, mungkinkah Bayu mengundang Arjuna ke resepsi pernikahannya dengan Alya?" tanya Ishana dalam hati. "Tidak mungkin rasanya Bayu tidak mengundang Arjuna," Ishana melanjutkan dalam hati. Wanita itu mulai dilanda kegelisahan. Berharap dia tidak bertemu dengan Arjuna di sini.

Ishana bangkit berdiri dan berjalan menuju aula untuk mengikuti prosesi pernikahan Alya dan Bayu. Di dalam aula sang ibu dan Ziva sudah menantinya. Ijab kabul berlangsung dengan lancar. Kini Bayu dan Alya sudah bersanding di pelaminan. Ishana ingin mengucapkan selamat, akan tetapi dia ragu untuk melangkah menghampiri pasangan pengantin baru itu. Sementara sang ibu tengah sibuk berbincang dengan Umi Halimah dan beberapa kerabat Kyai Munawar. Ishana mengedarkan pandangan, berharap Arjuna tidak hadir. Namun, matanya menangkap sosok sang mantan suami tengah menulis daftar hadir di meja penerima tamu. Sontak Ishana meraih tangan Ziva dan berjalan cepat menuju parkiran mobil. Dia belum siap bertemu dengan Arjuna.

Imam Kedua (Renew from Rindu untuk Ishana)Where stories live. Discover now