Permintaan Maaf

414 19 0
                                    


"Kamu abaikan permintaan Abah, ya, Sayang. Aku minta maaf kamu harus mengalami ini." Ardi mengelus-elus punggung Ishana yang tidur membelakanginya.

Ishana tidak menjawab, hanya terdengar isak tangisnya.

"Besok aku akan mengunjungi Ustaz Zaki dan mengatakan langsung kalau aku tidak bisa menikah dengan Salwa. Aku tidak mencintainya, Hana. Kamu satu-satunya yang aku cintai," rayu Ardi.

Ardi tak tahan mendengar tangisan istrinya. Dia membaringkan diri di sisi Ishana dan memeluknya dari belakang.

"Maafkan aku seharian ini mengabaikanmu, Sayang. Jangan marah, ya." Lelaki itu mempererat pelukannya.

"Tak apa kalau kamu masih mau menangis. Aku temani," lanjutnya.

Ardi lalu memejamkan matanya. Hari ini ini dia benar-benar lelah.

Tak lama Ishana menghentikan tangisnya. Perempuan itu membalikkan tubuhnya menghadap sang suami.

"Aku minta maaf, ya, Mas kalau sudah membuatmu tersinggung atas permintaanku. Aku hanya panik ketika dokter mengatakan penyakitku. Aku merasa menjadi perempuan yang enggak sempurna," ucapnya.

"Sudah ya, jangan kita bahas lagi masalah ini, nanti kamu stres. Aku enggak mau kamu sakit, Sayang," kata Ardi seraya mengelus pipi sang istri.

"Aku tahu kamu enggak serius memintaku untuk berpoligami. Kamu cinta sama aku, kan, Han, enggak mungkin kamu mau dipoligami. Pasti sakit hati, ya, kan?" canda Ardi.

Ishana tersipu malu mendengar perkataan sang suami.

"Makanya Sayang, kalau bicara itu dipikir dulu. Jangan asal ngomong. Kalau aku langsung setuju berpoligami gimana?" Ardi kembali menggoda sang istri.

Ishana cemberut. Perempuan itu mencubit lengan sang suami.

"Awas aja kalau berani!" ancamnya.

Ardi terkekeh. Lelaki itu kemudian melepaskan pelukannya.

"Kita salat Isya dulu, yuk, lanjut ibadah malam," katanya seraya mencium kening Ishana.

Lalu dia turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudu. Ishana bangun dari ranjang dan bergegas menyiapkan sajadah untuk mereka berdua.

Pagi harinya, ketika Ardi pulang dari masjid, Ishana mengajaknya untuk duduk di sofa kamar mereka. Hari sabtu Ardi tidak ada jadwal mengajar, sementara Raka dan Ziva menginap di rumah Khadijjah.

"Mas, aku mau bicara," kata Ishana.

"Ada apa?" Ardi melingkarkan lengannya di bahu istrinya.

"Hari senin nanti, kan, jadwal kontrol aku ke dokter Vina. Bagaimana kalau aku tanyakan lagi padanya mengenai kemungkinan aku bisa hamil," ujar Ishana hati-hati.

Ardi terkejut mendengar perkataan sang istri.

"Apa lagi ini, Hana?! Enggak! Dokter, kan, sudah menjelaskan kalau kamu hamil akan berisiko terhadap kamu dan juga janinnya. Enggak! Aku enggak mau kehilangan kamu!" Ardi berkata dengan nada tinggi.

"Mas, kalau aku bisa hamil, kamu enggak perlu menikah dengan Salwa," kata Ishana merusaha meyakinkan sang suami.

Ardi terdiam. Dalam hati dia membenarkan ucapan sang istri. Namun mengingat risiko yang terjadi jika Ishana hamil, membuat Ardi bergidik ngeri. Lelaki itu menggeleng.

"Enggak, Hana. Aku enggak mau. Sudahlah, fokus saja dengan pengobatanmu," ucapnya.

"Mas, ayolah. Kita tanya aja dulu kemungkinan-kemungkinannya. Enggak ada salahnya, kan, kita berusaha," Ishana membujuk sang suami.

Ardi menatap sang istri tajam.

"Sekali aku bilang enggak, ya, enggak, Hana. Aku enggak sanggup kalau harus kehilangan kamu. Tolong pikirkan perasaan aku, ya, Sayang," pinta Ardi.

"Kalau kehadiran anak bisa membuatmu dan juga Abi dan Umma bahagia, aku rela melakukan apa saja," lirih Ishana.

Ardi menangkup wajah istrinya dengan kedua tangan.

"Sayang, sudah berkali-kali aku katakan bahwa kehadiran kamu, Raka dan Ziva sudah membuatku bahagia. Kamu istri yang sempurna buatku. Aku juga punya anak-anak sholih dan sholeha. Kurang apa lagi, aku, hah?" kata Ardi.

"Tapi baiklah, jika itu yang kamu inginkan, kita konsultasikan dengan dokter Vina nanti ya."

Mata Ishana berbinar ketika Ardi menyetujui permintaannya. Perempuan itu mengalungkan tangannya di leher sang suami dan memberinya kecupan mesra.

***

Imam Kedua (Renew from Rindu untuk Ishana)Onde histórias criam vida. Descubra agora