Arjuna dan Ardi

773 42 1
                                    

"Waalaikumsalam." Ketiganya menjawab serempak salam dari sang tamu. Ishana menoleh dan tanpa sengaja matanya bertatapan dengan Arjuna. Perempuan itu segera mengalihkan pandangan. Arjuna dan Arnetta nampak terkejut melihat penampilan Ishana.

"Ayaaah!" teriak Ziva sambil berlari memeluk sang ayah. Arjuna merentangkan tangan untuk memeluk putri kesayangannya itu.

Raka yang sudah terlebih dahulu menyalami ayah dan ibu tirinya berjalan menuju kamarnya.

Ishana mempersilakan Arjuna dan Arnetta untuk masuk dan duduk di sofa. Kedua tamu mereka itu menyalami Khadijjah takjim.

Arnetta memandang Ishana.

"Kamu cantik Han, pakai cadar," ucapnya.

Lalu perempuan itu menyodorkan paper bag berukuran besar.

"Hadiah dari aku dan Mas Juna untuk pernikahan kalian. Selamat ya," lanjutnya sedikit canggung.

"Terima kasih ya, Net. Kenalkan ini Mas Ardi, suamiku." Ishana mengamit lengan sang suami.

Ardi tersenyum sambil mengatupkan lengan di dada. Lalu tangannya terulur ke arah Arjuna. Arnetta buru-buru menyikut lengan sang suami. Arjuna berdiri dan menyambut uluran tangan Ardi.

"Arjuna," ucapnya singkat. Lalu lelaki itu duduk kembali.

"Maafkan kami ya, Han, enggak bisa menghadiri pernikahan kalian. Kebetulan waktunya bertepatan dengan acara ulang tahun Maura," kata Arnetta.

"Enggak apa-apa. Kami juga merayakan pernikahan sederhana aja, kok," ucap Ishana.

"Maaf, Han, Raka udah siap untuk pulang?" sela Arjuna sambil melirik jam di pergelangan tangan.

"Raka sudah siap kok, Mas. Tapi sebentar, ada yang ingin aku dan Mas Ardi bicarakan dengan kalian," jawab Ishana.

"Apa itu, Han?" tanya Arnetta.

"Itu Nett, yang dulu sempat aku katakan ketika kamu kemari," jawab Ishana membuat Arjuna melirik tajam ke arah sang istri.

"Kamu sudah pernah ke sini?" tanyanya.

Ketika Arnetta hendak menjawab, terdengar suara Ishana.

"Iya, Mas, Netta sudah pernah ke sini. Aku yang memintanya untuk datang," ucap Ishana sedikit berbohong.

Arjuna masih memandang Arnetta tak percaya.

"Benar?" tanyanya penuh penekanan.

Arnetta hanya mengangguk.

"Jadi, apa yang kalian ingin bicarakan?" tanya Arjuna.

"Begini, Mas, Raka sebentar lagi masuk SMP. Aku dan Mas Ardi ingin Raka tinggal bersama kami dan melanjutkan sekolah di sini. Aku harap kamu enggak keberatan," terang Ishana.

"Aku enggak setuju!" kata Arjuna tanpa tendeng aling-aling. "Raka akan tetap tinggal bersamaku dan melanjutkan SMP di Jakarta."

Ishana menarik napas panjang.

"Maksud aku, biar kalian bisa fokus mengurus Maura," ucap Ishana.

Sekali lagi Arjuna melirik Arnetta tajam. Sang istri hanya diam tertunduk.

"Ini enggak ada hubungannya dengan Maura. Aku sudah memilihkan SMP untuk Raka. Anak itu harus tinggal bersamaku. Kamu sendiri kan, Han, yang dulu meninggalkannya bersamaku. Kenapa sekarang malah meminta Raka untuk tinggal bersamamu?!" ucap Arjuna dengan nada tinggi.

Ishana terdiam mendengar perkataan Arjuna yang menohok perasaannya. Ya, memang benar dulu dia yang salah, tidak membawa Raka pergi bersamanya. Ardi mengelus tangan sang istri untuk menenangkan. Arjuna melengos melihat perlakuan suami baru sang mantan istri.

Imam Kedua (Renew from Rindu untuk Ishana)Where stories live. Discover now