Tentang Kesetiaan

395 21 0
                                    


Ardi mengunjungi rumah Ustaz Zaki sebelum berangkat ke kampus untuk mengajar. Sebelumnya lelaki itu mengirim pesan pada Salwa bahwa dia akan datang. Di teras rumah mantan mertuanya itu, Salwa menyambutnya kedatangannya.

"Kenapa kamu tidak memberitahukanku kalau Bapak sakit?" tanya Ardi.

"Aku enggak mau mengganggu kamu, Mas," jawab Salwa.

"Sekarang Bapak, mana?" tanya Ardi lagi.

"Lagi mandi, Mas. Tunggu sebentar, ya," jawab Salwa.

Lalu dia mempersilakan Ardi masuk dan duduk di ruang tamu.

"Bapak udah bisa ke kamar mandi sendiri?" Ardi kembali bertanya.

"Belum, ada Asep yang bantuin. Kamu mau minum apa, Mas. Aku bikinin kopi, ya?" kata Salwa.

"Air putih, saja," ucap Ardi.

Salwa mengangguk dan beranjak masuk.

Sepeninggal Salwa, Ardi menatap pigura besar yang terpajang di dinding. Foto di dalam pigura itu masih sama-keluarga Ustaz Zaki. Masih ada foto dia dan Fatma di sana. Lelaki itu tersenyum menatap wajah sang mantan istri yang telah tiada.

"Kenapa, Mas, senyum-senyum sendiri gitu?" Pertanyaan Salwa membuat Ardi terkejut.

Segera dia mengalihkan pandangan pada adik iparnya itu. Salwa meletakkan gelas berisi air putih dan sepiring brownies di hadapan Ardi.

"Terima kasih," ucap Ardi.

"Dicobain browniesnya, Mas. Aku bikin sendiri, lho, meski mungkin rasanya tidak seenak buatan Kak Fatma," ucap Salwa.

Ardi sebetulnya sudah sarapan di rumah, tapi demi menghargai Salwa, lelaki itu meraih brownies dan memakannya.

"Lumayan," ucapnya.

Salwa tersenyum senang.

"Lain kali, jika Bapak sakit, tolong beritahu aku, ya. Bapak dan kamu tetap keluargaku meskipun Fatma udah enggak ada. Aku enggak ingin memutus tali silaturahmi. Biar bagaimanapun, Fatma pernah menjadi bagian dari hidup aku," Ardi berkata panjang lebar.

"Maafkan aku, Mas. Kamu sudah punya kehidupan baru sekarang. Aku enggak ingin mengganggumu dan keluarga barumu," kata Salwa dengan nada pelan.

"Tidak bisa begitu Salwa. Kamu tetap adik aku dan kamu juga bisa menganggap Hana kakakmu juga," ucap Ardi.

"Kalian suka bertemu di pengajian, kan?"

Salwa mengangguk.

Dia memang sering melihat Ishana menghadiri pengajian rutin khusus muslimah di pesantren. Harus dia akui bahwa istri barunya Ardi itu sungguh cantik dan juga ramah. Namun, Salwa tidak mengenalnya dekat, bahkan sekedar menegur pun tidak pernah dia lakukan. Ishana pun nampaknya tidak terlalu peduli. Jika berpapasan, istrinya Ardi itu hanya menyunggingkan senyum. Bahkan Salwa tidak menghadiri pernikahan Ardi dan Ishana. Dia memendam perasaan pada mantan suami kakaknya itu dan merasa kecewa ketika Ardi menikah lagi.

"Salwa, aku datang kemari un─," ucapan Ardi terputus ketika melihat Ustaz Zaki berjalan menuju ruang tamu dengan dipapah Asep. Asep adalah sepupu Salwa dan sedang mengenyam pendidikan di pesantren.

Lelaki itu segera bangkit dan menyalami Ustaz Zaki.

"Assalamualaikum Bapak." Ardi mengambil alih untuk memapah Ustaz Zaki dan mendudukkannya di sofa.

"Waalaikumsalam, Nak. Kamu datang sendiri? Istrimu mana?" tanya Ustaz Zaki.

"Maaf saya tidak mengajak Hana. Dia mengajar pagi," jawab Ardi.

Imam Kedua (Renew from Rindu untuk Ishana)Where stories live. Discover now