Bab 14

12.3K 964 12
                                    

Hai Semuanya!!!!

Thank buat Vote dan Komennya!!!!Kita Update lagi Damar & Delia ya!!!!

Happy Reading!!!!

Suara bising dan cahaya remang-remang menimbulkan suasana akrab namun asing pada Damar ketika masuk ke dalam salah satu kelab terkenal ini. Matanya menatap ke kumpulan manusia yang sedang bersenang-senang, mencari orang-orang yang dikenalnya. Ketika pandangannya bertemu dengan mereka, damar melangkah mendekati mereka tanpa memperdulikan beberapa wanita yang mencoba mengajaknya bicara.

"Akhirnya laywer kita yang super sibuk kerja bisa datang juga. Lo lebih sulit ditemui dibanding gue yang kemana-mana." Suara Andre salah satu sahabatnya menyambut Damar ketika sampai di meja yang mereka pesan. Andre merupakan seorang pilot, yang sebenarnya cukup sibuk namun lebih mudah ditemui dibanding Damar.

"Dia mah bukan sibuk tapi sibuk ngelonin istri." sahutan dari Dimas yang sebelumnya sedang berbicara dengan wanita di sebelahnya juga terdengar. "Walaupun dia lebih ganteng, dia udah punya istri ya jadi jangan dilirik lagi." Lanjutnya ketika melihat wanita disebelahnya tidak henti menatap Damar. Dimas merupakan pemilik kelab yang sedang mereka kunjungi saat ini. Sama seperti Asta, Dimas dan Wanita adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Damar tidak menghiraukan mereka, dan langsung duduk. Sekarang sudah jam 10 malam, waktu yang tidak akan terlalu larut jika dia tidak punya istri yang menunggunya di rumah. Meski dia sudah mengatakan pada Delia bahwa dia akan menemui teman-temannya, bukan berarti dia bisa tetap disini tanpa mengenal waktu. Dia bahkan datang kesini tanpa sempat pulang ke apartemen karena baru saja menyusun bukti yang baru saja diperolehnya untuk diserahkan besok.

"Mana istri lo? Nggak di ajak? Mau lo umpetin sampai kapan?" tanya Tasya sinis. Dia merupakan satu-satunya teman perempuan Damar sejak SMA bersama Andre, Dimas, dan Asta Sepupunya. Wanita itu merupakan seorang dokter yang baru saja menyelesaikan program spesialisnya.

"Lo nggak ngehamilin anak orang kan?" Dimas menyahut Sembrono.

"Jangan ngomong sembarangan!" Kesal Damar. Jika bukan karena mereka yang telah menerornya selama ini, dia sebenarnya malas untuk datang ke kelab ini. Mereka juga enggan jika berkumpul di kafe. Akhirnya Damar memutuskan mengalah.

"Masalahnya lo nggak pernah ada dekat sama siapapun, kerjaan lo cuma di Firma. Gue juga belum pernah denger gosip lo ada jalan sama siapa-siapa. Lo pasti cuma bohong aja kan? Mau minum?" Tasya bangun dari tempatnya, dan duduk di sebelah Damar meletakan segelas vodka didepannya.

"Nggak." Damar tidak ingin terlalu lama disini.

"Kata siapa dia nggak ada dekat sama siapapun?" Asta yang baru saja kembali setelah sedari tadi sibuk flirting dengan wanita yang baru dikenalnya ikut dalam pembicaraan.
"Dia mah dari dulu sudah dekat sama istrinya. Kalian semua saja kenal dengan istri Damar." Lanjutnya meraih Vodka di tangan Tasya yang yang tadi ditolak oleh Damar.

"Lo juga nggak pernah bilang Damar udah nikah padahal Lo pasti tahu. Sama aja lo berdua. Masa Lo kawin nggak ngundang kita-kita. Percuma temenan sama lo dari SMA." Ucap Andre.

Mereka semua adalah teman-teman Damar sejak SMA, hubungan mereka tetap dekat meski mengambil kampus dan jurusan perkuliahan yang berbeda.

"Lo seriusan udah nikah? Sama siapa?" Tasya menatap Damar yang lebih memilih Diam.

"Udah gue bilang kalian kenal, masa nggak tahu sih sama siapa?" Sahut Asta main-main.

"Kasih tahu sialan! Nggak usah main tebak-tebakan!" Kesal Dimas melihat wajah songong Asta.

Damar & DeliaWhere stories live. Discover now