Bab 24

12.4K 1.1K 30
                                    

Hai Semuanya!!!

Happy Reading!!!!

"Kamu sudah mewawancarai saksi?" Tanya Iren.

Delia mengangguk, "Sudah."

"Mana hasilnya?" Tanyanya lagi.

"Sudah saya letakkan di atas meja."  Delia menunjuk meja kerja Iren.

"Permintaan dari klien sudah kamu catat?"

"Sudah. Berkas-berkasnya sudah saya susun semua." Jawab Delia lagi.

Iren menatap tajam Delia, "Lain kali bilang kalau sudah, jangan asal taruh saja." Lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

Delia menarik nafas, melangkah keluar dari ruangan Iren. Dia berjalan ke mejanya dengan kesal.

"Lo ikut turun makan siang?" Ayu membereskan barang-barangnya.

Delia menggeleng, "Titip aja. Gue makan apapun yang kalian makan."

"Kenapa? Iren bertingkah menyebalkan lagi?" Dion tersenyum penuh ejekan.

Delia mendengus, karena Iren adalah senior yang telah bekerja dua tahun lebih dulu darinya, Delia harus mendengarkannya, Delia tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi tingkah Iren beberapa hari ini benar-benar menyebalkan. Mood nya yang tidak baik seringkali menyebabkan suasana menjadi tidak nyaman.

"Jangan-jangan bener lagi dia sensi gara-gara gosip Adelia Maharani dan pak Damar." Della membahas kembali dugaan yang mereka bahas beberapa hari lalu. "Dia kan walau pak Damar sudah nikah, masih belum nyerah juga. Nggak mau membuang-buang kesempatan untuk jadi nyonya di Wirasta Law&Firm." Bisiknya dengan tampak seakan menyampaikan rahasia negara.

"Pas pak Damar digosipkan sama Adelia baru deh tuh Iren kayak cacing kepanasan. Dia kan dulu sempat lihat ya waktu pak Damar masih pacaran sama Adelia Maharani, beda sama kita yang masuk Firma pas mereka sudah putus." Ayu tentunya tidak ketinggalan. Delia jadi bertanya-tanya bagaimana bisa mereka menjadi pengacara di Firma hukum ini, mereka lebih cocok menjadi admin lambe turah.

Delia menatap kesal Ayu, "Itu cuma asumsi yang nggak berdasar."

"Lebih tepatnya ini dugaan berdasarkan fakta yang terlihat, masalahnya sosok istri pak Damar nggak muncul dimana-mana, kalau suami gue digosipkan sama artis terkenal gue pasti bakalan kesal apalagi itu mantannya." Ayu menggelengkan kepalanya, membayangkan betapa buruknya hal itu.

Delia menggigit bibir dalamnya, meski banyak gosip yang beredar dia berusaha tidak terlalu memperdulikannya. Lagipula foto yang beredar antara Damar dan Adelia hanya foto ketika mereka di firma, kantor polisi, ataupun di persidangan. Delia tidak ingin membebani dirinya memikirkan hal itu, sama seperti Damar yang sibuk saat ini Delia pun begitu.

Setelah mediasi yang gagal antara Adelia dan Andri, Damar semakin sibuk. Merengek tentang ini ketika mereka sama-sama lelah hanya akan menimbulkan pertengkaran. Dia juga bukan orang kurang kerjaan yang bisa mengontrol setiap kegiatan Damar. Mereka tidak memiliki cinta, namun jika Delia bersikap seperti itu kepercayaan pun akan hilang dalam pernikahan mereka.

****

Damar menatap tajam punggung Delia yang terbuka seluruhnya, "Nggak ada baju yang lain?"

Delia menoleh pada Damar yang baru saja masuk ke kamar, "Ada, tapi aku maunya pake yang ini. Ini hadiah dari Ajeng tapi aku belum pernah pakai. Sayang banget." Delia menatap backless blouse yang tampak tertutup ketika dilihat dari depan, namun terbuka di punggungnya. Untuk bawahannya dia mengenakan rok yang sedikit di atas lutut. 

Damar & DeliaWhere stories live. Discover now