Bab 37

27.5K 1.7K 71
                                    

Hai Semuanya!!!

Thanks untuk Vote dan Komennya!!!

Sebelum membaca Jangan lupa Follow dan Vote ya!!!

Happy Reading!!!!

Asta mendorong wanita yang berada dalam pelukannya menjauh, dia hampir lupa bahwa Damar, sepupunya itu, memintanya mengawasi Delia. Rayuan dari wanita di depannya membuat Asta lupa diri, lagipula dimana ada kucing yang menolak ikan asin, apalagi ikan asin premium seperti wanita di depannya ini. Asta bahkan tidak tahu siapa nama wanita ini, yah seolah dia peduli. Memangnya selama ini dia ingat nama wanita-wanita yang ditemuinya di kelab?

Setelah penolakan yang benar-benar Asta sayangkan, wanita itu pergi menjauh dengan dongkol. Asta menyisir rambutnya kesal, ini salah Damar. Menyusahkan. Dia melirik Delia yang masih duduk di tempatnya. Masih Aman. Delia bahkan bukan anak di bawah umur, memangnya apa yang bisa terjadi kalau Asta tidak mengawasinya. Damar sangat berlebihan. Dia kemudian mencari sosok Damar di tengah lautan manusia.

Setelah memindai lautan manusia di depannya, Asta akhirnya menemukan sepupunya, Asta melambaikan tangan tetapi tatapan Damar justru fokus ke arah lain. Melihat arah tatapannya, Damar pasti sudah menemukan Delia, harusnya dia tidak perlu membantu Damar menjaga Delia, tapi melihat tatapan Damar sepertinya ada yang aneh, Asta menoleh ke arah Delia. Heh? Apa ini? Sialan.

Baru sebentar Asta mengalihkan tatapannya namun apa yang terjadi, bagaimana bisa Delia sudah ada di pelukan laki-laki lain. Asta mengacak rambutnya berjalan mendekati Damar tetapi Damar justru dengan dingin melewati Asta begitu saja. Ketika dia berbalik untuk mengikuti Damar, adegan itu tiba-tiba terjadi. Begitu cepat.

Damar menarik kerah leher Leo, tanpa banyak bicara dia langsung menghantam Leo dengan pukulan keras, masih belum puas. Buk! Dia kemudian menendang Leo yang hendak bangun. Damar hampir melayangkan kembali tinjunya namun sosok Delia yang berdiri di hadapan Leo menghalanginya.

"Delia minggir!" Geram Damar menahan emosi, tetapi Delia tetap berdiri dengan kekeh tanpa ekspresi. 

"Shit. Apa-apaan?!" Ringis Leo menyentuh sudut bibirnya, anyir darah akibat gusi yang berdarah terasa di mulutnya. Pukulan yang diberikan Damar benar-benar keras.

Melihat Delia yang melindungi Leo benar-benar membuat Damar hampir kehilangan kewarasannya, "Minggir!" Tekan Damar pada Delia.

"Damar! Tenang, Dam! lo pengacara, gunakan mulut lo untuk berbicara, bukan tangan lo." Asta menghalau Damar yang masih tampak emosi. Dia benar-benar tidak menyangka Damar akan kehilangan kendali dirinya. Damar yang dikenal Asta adalah sosok yang benar-benar tenang, ketika hubungannya dengan Adelia berakhir dia lebih memilih mengurung diri tanpa menampilkan emosinya pada siapapun. Dia bahkan tidak pernah terganggu dengan kehadiran Andri yang dulu terang-terangan mendekati Adelia. Tapi lihat saat ini? Asta bahkan yakin jika tidak dihalangi Damar akan menghajar Leo lebih parah.

"Lebih baik Lo bawa pulang Delia, lo nggak lihat dia mabuk, Dam. Biar masalah di sini gue yang urus."

Damar sama sekali tidak menoleh pada Asta, tatapan matanya terfokus pada Delia yang berdirinya di depannya, sekarang dibanding emosi yang tersisa di hanyalah perasaan terluka.

Delia memegang kepalanya yang terasa pusing, dia tahu dia keterlaluan tapi sama seperti Damar yang marah Delia pun seperti itu. Pernahkah Delia katakan bahwa dia bukan orang baik? Pasti pernah. Jika selama ini Delia terlihat baik ketika bersabar menunggu cinta Damar, hal itu dilakukannya bukan untuk Damar namun dirinya sendiri. Karena meski terluka dia tahu dia juga bahagia di sisi Damar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Damar & DeliaWhere stories live. Discover now