Bab 25

13.6K 1.3K 55
                                    

Hai Semuanya!!!!

Damar & Delia akhirnya up lagi ya....

Jangan lupa sebelum membaca vote dulu ya!!!!!

Happy Reading!!!!!

JAM hampir menunjukan pukul 11 malam ketika Damar dan Delia tiba di depan unit apartemen Adelia. Terlalu larut untuk tamu berkunjung dan terlalu larut untuk menghubungi orang lain. Delia baru menyadari betapa kacau dirinya ketika berdiri di samping Damar saat ini, bagaimana mungkin dia seorang pengacara yang harus dituntut berpikir berdasar logika hanya menggunakan perasaannya. Kacau sekali Delia. Bisiknya pada dirinya sendiri.

Butuh waktu yang cukup lama hingga pintu apartemen Adelia terbuka.

Adelia membuka pintu apartemennya perlahan, dia keluar dengan mengenakan celana panjang dan cardigan, "Damar.." gumam Adelia lirih. Dia kemudian melihat sosok Delia yang berada di samping Damar, matanya tampak terkejut lalu tersenyum tipis.

Adelia merapikan rambutnya dengan canggung ketika melihat cara Damar dan Delia menatapnya. Sementara Damar dan Delia terpaku sesaat melihat wajah Adelia. Itu bahkan tidak seperti Adelia yang biasa mereka lihat.

"Bisa kita bicara di dalam?" Tanya Damar.

Adelia awalnya tampak ragu lalu menganggukan kepalanya, berjalan terlebih dahulu ke dalam apartemennya.

Damar menyentuh bahu Delia, Delia yang pulih dari keterkejutannya, kemudian ikut melangkah masuk ke dalam apartemen Adelia.

Suasana suram yang terdapat dalam unit itu memasuki pandangan mereka, kondisi apartemen yang mereka masuki benar-benar berantakan, "Hati-hati." Damar menggenggam tangan Delia, memastikan Delia tidak menginjak pecahan kaca yang berhamburan di ruang tengah apartemen Adelia.

Sementara Delia hanya menatap fokus pecahan kaca dan barang-barang yang menjadi bukti sisa-sisa perkelahian antara Adelia dan Andri. Yang menjadi fokusnya justru barang apa yang memenuhi ruangan itu. Pigura yang berisi foto-foto kebersamaan Adelia dan Damar dahulu, foto itu banyak tergeletak dilantai dengan kaca pecah, dan ada beberapa pula yang utuh masih terletak di atas meja.

Mereka mengikuti Adelia duduk di sofa, dari tempat duduknya Delia akhirnya bisa melihat jelas kondisi Adelia, sembab wajahnya sisa tangis yang berusaha ditutupi, dan yang paling menonjol adalah memar di pelipis wanita itu.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Damar, Adelia hanya memperbaiki rambutnya untuk menutupi memar di pelipisnya. "Kalian bertengkar? Dimana Andri sekarang?" Lanjutnya ketika Adelia hanya terdiam.

Adelia menunduk, "Dia pulang setelah menghancurkan barang-barang yang berada ini apartemen."

"Hanya barang-barang? Wajahmu tidak menunjukkan hal itu."

Adelia menyentuh dahinya, tersenyum miris, "Ini terjadi tanpa disengaja. Sungguh." Dia tidak berbohong, Andri memang melukainya tanpa disengaja. Walau ini pertama kalinya pertengkaran mereka berujung pada luka.

Delia kemudian angkat bicara, "Kenapa kalian bertengkar?"

Damar dan Adelia tersentak ketika mendengar pertanyaan Delia, meski tidak ada yang mengungkitnya, sebenarnya mereka bisa menebak sumber pertengkaran itu. Kondisi apartemen itu telah menggambarkan apa yang terjadi, barang-barang yang berserakan dilantai adalah barang-barang yang berhubungan dengan Damar, pigura yang hancur, foto yang robek itu semua adalah foto-foto kebersamaan antara Damar dan Adelia. Bukti kemarahan Andri akan Adelia yang masih menyimpan kenangan bersama Damar.

Damar & DeliaOnde histórias criam vida. Descubra agora