Bab 21

12.7K 1.1K 20
                                    

Hai Semuanya!!!

Jangan Lupa Vote dan Komennya ya!!!

"Lo gila? Apa kurangnya Lo sampai mutusin nikah semudah itu?!" Sentak Ajeng yang menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Delia memukul tangan Ajeng agar dia menurunkan suaranya. Dia sudah menebak reaksi Ajeng jika dia menceritakan bagaimana dia bisa menikah dengan Damar.

Ajeng duduk kembali dengan raut wajah yang masih tampak tidak terima, untungnya kafe tempat Delia dan Ajeng makan cukup sepi. Saat ini mereka memutuskan makan siang terlebih dahulu, sebelum menghadiri pameran foto Leo.

Delia tahu Ajeng mencurigai ada masalah dalam hubungannya dengan Damar terutama karena Damar yang mencarinya dan menanyakan keberadaannya pada Ajeng. Delia pun akhirnya memutuskan menceritakan masalahnya pada Ajeng dan reaksi yang diterima sudah bisa ditebak.

"Gue tahu Lo cinta sama Mas Damar, tapi pernikahan bukan ajang uji coba Del. Lo harusnya nyatain perasaan Lo dulu sebelum nikah, tunjukin bahwa Lo mencintai dia, tunggu dia nerima perasaan lo, baru dia ngajak lo nikah. Urutannya jangan dibolak-balik Del." Geleng Ajeng tidak habis pikir dengan Delia.

Delia tersenyum miris, "Nyatanya nggak semudah itu. Lo pikir gue nggak pernah mencoba mendekat? Mas Damar nggak pernah melihat gue sebagai seorang wanita. Pernikahan kami adalah satu-satunya kesempatan yang gue punya."

"Terus sekarang gimana?" Ajeng menyipit, "Gimana pernikahan Lo bisa berjalan kalau kalian berdua bahkan nggak bisa membahas perasaan kalian?"

Dia menunduk, menatap kopi yang tinggal dalam cangkirnya, "Gue nggak punya keberanian itu. Rasanya lebih sulit dibandingkan sebelum kami menikah. Mas Damar mungkin nggak bisa menolak gue, tapi gimana kalau ternyata dia nggak punya perasaan apapun? Gue nggak sanggup untuk bertahan kalau itu terjadi. Ketidaktahuan Damar tentang perasaan gue mungkin satu-satunya pelindung terakhir gue agar nggak tampak menyedihkan."

"Siapa yang berani bilang lo menyedihkan?" Ajeng berseru kesal, "Jika Damar berani menyakiti lo, dia yang menyedihkan. Dimana dia menemukan perempuan yang mencintai dia sedalam lo? Dia nggak apa yang lo lakuin buat dia waktu dia patah hati gara-gara Adelia?"

"Tenang saja kalau dia berani macam-macam sama Adelia, gue bakal viralin mereka di sosmed."

Delia tertawa, "Lo bakal langsung dituntut sama Wirasta Law&Firm."

"Lo nggak bisa bela gue?" Tanya Ajeng raut masam.

"Gue kerja di sana kalau lo lupa." Delia menenggak habis kopinya, merasa sudah cukup membahas pernikahannya. "Mending kita ke tempat Leo sekarang." Delia menarik tangan Ajeng yang tampaknya masih enggan beranjak. Setelah selesai membayar pesanan mereka Delia dan Ajeng langsung menuju galeri tempat pameran itu diadakan.

"Gue kira kalian nggak bakal datang." Sambut Leo yang melihat kedatangannya dan Ajeng. "Terutama Lo." Tunjuknya pada Delia. "Gue kira suami lo yang posesif itu nggak bakal ngijinin lo datang. Atau setidaknya dia bakal datang bareng lo." Sindir Leo.

Delia tersenyum, "Mas Damar nggak bakal ngelarang gue datang. Dia nggak akan keberatan kalau gue datang ke acara temen gue." Walau awalnya Damar memang ingin ikut bersamanya, namun sepertinya terdapat masalah dalam kasus perceraian Adelia, karena tadi pagi Damar terburu-buru untuk pergi ke Firma. Kasus perceraian Adelia akan sulit, jadi walau tidak suka dia tahu Damar akan sangat sibuk. Memikirkan itu kembali membuat perasaannya memburuk.

"Ya..ya..ya..Gue bersyukur kalau gitu." Ucap Leo dengan nada yang menyebalkan. "Sekarang gue bakal tunjukin foto-foto milik gue." Leo berjalan sambil menjelaskan setiap foto yang merupakan hasil jepretannya.

Damar & DeliaWhere stories live. Discover now