Bab 17

11.5K 1.1K 38
                                    

Halo Semuanya!!!!

Damat & Delia kembali lagi nih!!!!

Happy Reading!!!!

Hari masih siang, Delia berjalan dengan lesu ke arah rumahnya. Hari ini guru-guru mengadakan rapat sehingga dia bisa pulang lebih cepat. Sebenarnya Delia terkadang lebih suka berada di sekolah dibanding di rumah karena ibunya biasanya baru pulang saat waktu sudah hampir malam. Delia tahu dia tidak boleh mengeluh, ibunya bekerja untuknya namun terkadang dia benar-benar merasa kesepian.

Ketika sedang asik dengan pikirannya sendiri, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di sampingnya. Senyum merekah dari bibirnya ketika dia mengenali mobil tersebut, apalagi ketika melihat wajah yang muncul ketika jendela mobil itu diturunkan.

Damar tersenyum, "Jam segini udah pulang? Jangan-jangan kamu bolos ya?" Nada ejekan terdengar jelas di telingannya membuat Delia memanyunkan bibirnya.

"Enak aja. Guru-gurunya rapat, Mas. Emangnya aku kayak mas Damar yang suka bolos." Delia membalas dengan gerutuan. Meski sebenarnya dia tidak dapat menutupi binar di matanya. Sudah beberapa bulan dia tidak bertemu Damar, jadi ketika melihat Damar saat ini rasa senang benar-benar mendominasinya.

"Kirain sekarang Delia kecil udah jadi anak nakal." Goda Damar membuat Delia memutar matanya, tidak suka dengan panggilan itu. "Masuk, Del." Lanjutnya lagi.

"Rumah aku udah dekat, Mas. Percuma juga masuk sama mas." Rumahnya Memang tidak sampai seratus meter lagi.

"Kamu ke rumah, Mas. Tante belum pulang, kan? Mama masak banyak karena tahu mas pulang. Kamu makan di rumah aja. Ayo naik. Mas udah lama nggak ketemu sama kamu." Ajak Damar.

Delia menganggukan kepalanya senang. Dia kemudian melangkah ke kursi depan dan akan membuka pintu, namun menghentikannya ketika dia menyadari ada seseorang yang duduk di kursi depan bersama Damar.

"Del?!"

"Hah?!"

"Jangan bengong, ayo masuk."

Mendengar hal itu, Delia beralih membuka pintu kursi belakang dan masuk ke dalam walaupun masih merasa bingung. Ketika sudah duduk dia akhirnya bisa melihat jelas seorang wanita yang duduk di samping Damar.

Damar tersenyum pada wanita itu, "Adel, kenalin ini Delia, dia udah kayak adik aku sendiri." Lalu menoleh pada Delia, "Delia, kenalin ini Adel, pacar mas." Senyum yang terpasang di wajah Damar ketika memperkenalkan wanita itu sempat membuat Delia terpaku. Ini berbeda. Dia menyadari bahwa wanita ini berbeda dengan pacar Damar saat SMA. Dan Delia tahu setelah itu bahwa firasatnya benar.

***

Suasana kafe itu cukup ramai, band yang sedang menampilkan lagu-lagu yang sedang pupuler itu menjadi pusat perhatian dari pelanggan kafe itu. Begitupun Delia yang sedari tadi hanya mendengarkan lagu itu sendirian. Dia sudah duduk di pojok kafe itu selama hampir 2 jam, berbagai pikiran melintas dibenaknya. Tempat ini dulu diperkenalkan oleh Leo padanya, meski akhirnya hanya Delia yang menyukai tempat yang tampak kontras dengannya ini. Leo sepertinya lebih suka mengunjungi kelab, katanya tempat ini terlalu tanggung. Kebisingannya setengah-setengah jadi tidak sesuai untuk Leo. Ajeng juga tidak terlalu suka mendengarkan musik apalagi saat itu Ajeng sibuk dengan pacarnya yang entah sudah Delia tidak tahu siapa karena terlalu sering berganti.

Delia tidak mempermasalahkan hal itu, dia tidak masalah harus sendirian ke kafe ini, karena dia juga hanya datang saat suasana hatinya sedang buruk. Delia melirik hp yang dia letakan begitu saja di meja, sudah lama hp itu dia matikan. Dia benar-benar tidak mampu berfikir jernih, dia merasa kembali menjadi Delia yang hanya mampu menonton Damar bersama wanita itu. Adelia.

Damar & DeliaWhere stories live. Discover now