3. Sebelum matahari terbenam

277 210 601
                                    

Chapter 3
🌻 Sebelum matahari terbenam 🌻

Nila mengepakkan sayap birunya di udara, terbang ke langit sementara kota Cassiopeia terlihat semakin mengecil dan tidak berdaya di bawah.

Sebelum pergi, Ibu sudah memberi bekal untuk perjalanan Caramel. Ibu membawakan nasi, roti, gandum, jamur, kentang, bermacam buah berry, dan biji bunga matahari.

Caramel memegang erat hadiah ulang tahun dari ayahnya, map Arcadia. Ibu bilang Caramel harus menjaganya baik-baik. Jangan sampai terjatuh. Map menuju Arcadia sangat langka. Banyak orang mencoba mencari letak Arcadia. Dan ditakutkan bila map itu jatuh ke tangan yang salah, mereka akan menggunakan sihirnya untuk hal yang tidak benar. Jadi sekarang Caramel terbang di udara sambil melihat isi map itu, sementara angin sepoi-sepoi bulan Maret yang menyegarkan berseliweran di sekelilingnya.

Nila mulai terbang keluar dari Cassiopeia, dan melintasi Napoleon City. Saat di atas kota itu, Caramel meminta Nila untuk terbang dengan pelan. Alangkah terkejutnya Caramel saat melihat pemandangan Napoleon City yang hancur. Kota itu sudah berantakan. Pendemo berkeliaran di mana-mana. Asap hitam menutupi kota. Beberapa bangunan hangus terbakar.

Di Felicity, Caramel tak bisa melihat apa-apa kecuali warna hitam karena semua orang memakai topi mawar hitam. Mereka mengenang sang walikota yang meninggal terbunuh. Dengar-dengar, keluarga sang walikota pun belum ditemukan.

Saat terbang di atas Minerva, Caramel tidak melihat satu pun orang. Suasananya juga sangat tenang. Hening. Terlalu hening untuk ukuran kota besar yang ramai penduduk. Caramel tak dapat mendengar apa-apa kecuali kepakan sayap Nila. Ini mungkin karena para warga memilih untuk tinggal diam di rumah, mereka takut akan marabahaya yang menanti di luar.

Caramel tak kuat melihat semua musibah yang terjadi di kota-kota besar ini. Tidak diragukan lagi Cassiopeia akan menjadi target selanjutnya. Caramel merasa seperti seorang pengecut. Dia lari dari masalah di kota untuk pergi ke sebuah desa ajaib. Ini terasa tidak adil. Seharusnya ia bisa menyelamatkan orang-orang ini. Caramel ingin menyuruh Nila untuk memutar balik, tapi dia baru teringat kalau sihir bunga lotus itu dapat mengamankan semua orang yang tinggal di sekitar, jadi Caramel berharap akan dapat memiliki sedikit sihir itu dan membawanya pulang agar warga kota tidak perlu berhadapan dengan bahaya lagi. Terutama agar ibunya bisa baik-baik saja.

Setelah terbang keluar menjauhi kota-kota, Caramel dan Nila terbang melewati sebuah gunung, mengitarinya hingga siang. Dan ketika lelah, Caramel dan Nila memutuskan untuk beristirahat di sebuah batang pohon. Ia menggulung map itu dan menaruhnya di pangkuan. Caramel lalu membuka tas ransel kecilnya dari Ibu dan mengambil roti isi blueberry untuk dimakan.

Matahari sudah naik, bersinar di langit dengan tidak kenal ampun, menumpahkan cahayanya yang terik pada bumi dan seisinya. Caramel merasakan keringat membasahi dahi dan tengkuknya.

Caramel masih asik makan siang saat sebuah suara berisik muncul di belakangnya. Ia menoleh dan mendapati seekor tupai mengintip dari dalam batang pohon. Caramel melirik ke dalam dan menyadari bahwa itu adalah tempat tinggalnya.

 Caramel melirik ke dalam dan menyadari bahwa itu adalah tempat tinggalnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
As Sweet As Caramel Where stories live. Discover now