15. Tongkat keagungan

150 96 476
                                    

Chapter 15
🌻 Tongkat keagungan🌻

Teh mimpi kebahagiaan membuat kepala Caramel berdenyut-denyut setiap kali memikirkan sesuatu yang berat. Namun untungnya itu hanya bertahan selama dua hari. Setelah itu dia sudah lebih sehat. Tangan dan kakinya sudah bisa digerakkan dengan bebas lagi. Kata Aveline, orang lain biasanya mendapatkan efeknya sampai seminggu. Pantas saja orang-orang bersikap aneh sehabis meminumnya.

Setelah merasakan hasilnya, Caramel ragu dia mau mencoba lagi. Namun apa yang dilihatnya saat itu sebanding dengan rasa sakitnya. Kalau dengan meminumnya Caramel bisa bertemu Ayah lagi, dia sudah pasti mau mencobanya lagi, bahkan ketika dia harus merasakan kepalanya berputar dan kakinya sulit berjalan.

Karena teh mimpi kebahagiaan itu pula Caramel jadi lebih sering berada di rumah. Dia tidak melakukan apa-apa selain tidur dan makan. Tangan Caramel gatal-gatal rasanya karena dia tidak memasak sama sekali untuk dua hari. Dia juga tidak bisa membantu Rocky dan Stone untuk membereskan bakery-nya yang sebentar lagi selesai.

Caramel duduk-duduk di ruang keluarga sambil membaca koran. Tak ada yang menarik. Di dalam koran itu hanya ada berita-berita ringan soal politik dan kenaikan harga bahan pokok. Semua yang menarik berada di luar sana. Nila, Aveline, Stone, dan yang lainnya sibuk melakukan pekerjaan mereka. Hanya Caramel yang santai-santai. Tidak mengenakkan rasanya seperti ini disaat yang lain bekerja keras.

Caramel sedang membolak-balik halaman koran saat mendengar suara-suara dari luar. Ada suara Aveline dan Rocky. Caramel tersenyum memikirkan bagaimana mereka sekarang sudah terlihat lebih dekat. Lalu ada suara yang ketiga. Caramel juga kenal persis suara itu. Dan meskipun dia benar-benar ingin keluar dan ikut nimbrung dengan mereka bertiga, dia menahan dirinya agar tetap di sini.

Marvin Pine masuk ke dalam rumah. Dia menggesek sepatu cokelatnya ke karpet khusus untuk menyingkirkan kotoran. Kemudian, dalam gerakan yang begitu luwes dan tegas, lelaki itu berjalan melewati Caramel ke arah belakang.

Dasar bajingan sombong, kata Caramel dalam hati.

Marvin berada di kebun sekarang, berbincang-bincang dengan Elowyn.

Caramel berusaha keras untuk tidak menoleh dan menguping pembicaraan mereka. Dia tak mau tahu soal Marvin. Dan yang terpenting, dia tak mau lelaki itu merasa kalau Caramel peduli padanya. Marvin tidak pantas mendapatkan perhatiannya.

Setelah bertemu di perpustakaan itu, Marvin mengetahui dari Aveline kalau Caramel telah meminum teh mimpi kebahagiaan. Marvin langsung bertanya padanya apa dia baik-baik saja dan mengingatkannya untuk tidak meminum teh itu lagi. Saat mendengar itu, Caramel merasa Marvin sangat peduli padanya, terutama ketika lelaki itu menempelkan punggung tangannya pada dahi Caramel yang panas. Akan tetapi, setelah kejadian itu, Marvin tak pernah bertegur sapa lagi dengannya. Lelaki itu bahkan enggan untuk menatap matanya.

Caramel semakin tak menyukai Marvin karena tiap kali lelaki itu menunjukkan sikap ramah, yang selanjutnya dia tunjukkan adalah perilakunya yang dingin. Caramel tak mengerti jalan pikirannya. Hari ini Marvin mungkin adalah sosok lelaki sombong yang tak mau menanyakan kabar, namun keesokannya bisa jadi lelaki itulah yang mendekati Caramel duluan dan bersikap sok akrab.

Setelah beberapa waktu, Marvin keluar dari rumah dengan membawa keranjang berisi kotak-kotak teh. Dan seperti yang bisa Caramel duga sebelumnya, lelaki itu berjalan lurus tanpa menengok ke kanan-kiri.

Caramel ingin melupakan Marvin dan gerak-geriknya yang aneh itu dengan menonton televisi. Namun yang ditontonnya malah membuat sesuatu dalam diri Caramel merasa jauh lebih buruk.

Seorang pembawa berita membacakan berita terbaru.

"Setelah kekacauan yang terjadi satu bulan terakhir ini di Napoleon City, Felicity, dan Minerva, Cassiopeia pun ikut mengalami banyak keributan. Cassiopeia, kota terkecil yang diampit oleh tiga kota besar lainnya sekarang mengalami berbagai masalah. Menteri pertahanan mereka yang ditahan karena kasus narkoba seminggu yang lalu meninggal dunia di dalam penjara karena keracunan makanan. Setelah kejadian itu, diyakini kalau menteri pertahanan itu sebenarnya tidak bersalah. Namun, belum diketahui siapa yang mencoba untuk memfitnahnya. Para warga berdemo untuk meminta keadilan. Dan kekacauan semakin parah sejak kepolisian melemparkan gas air mata yang ternyata setelah diselidiki mengandung unsur kimia yang dapat membutakan mata. Karena itu lima puluh lima orang dilarikan ke rumah sakit. Tujuh orang meninggal dunia. Lima belas orang luka-luka. Dua orang kehilangan penglihatan mereka."

As Sweet As Caramel Donde viven las historias. Descúbrelo ahora