24. Para peri yang berjasa

41 16 206
                                    

Chapter 24
🌻Para peri yang berjasa🌻

Kejora tidak pernah menyangka hal semacam ini akan terjadi di Arcadia. Dia tahu bahwa tetap tinggal di Villa Para Peri adalah keputusan terbaik. Namun, dia malah terpesona oleh ketampanan Marvin Pine dan malah memilih lelaki itu untuk menjadi manusianya. Dia tidak menyesal memilih Marvin, tapi dia menyesal telah meninggalkan Villa Para Peri. Kalau dia tidak memutuskan untuk menjadi peri pendamping manusia, dia akan aman di sana. Seharusnya sekarang dia sedang tertawa sambil menggosipkan manusia dan hewan dengan peri lainnya. Tapi, alih-alih bersenang-senang di bawah perlindungan semak hydrangea yang penuh sihir, dia malah sedang bersusah payah terbang menghindari para pasukan yang sedang berperang.

Sebelum kekacauan besar terjadi, Kejora menetap di rumah untuk menunggu kedatangan pulang Marvin dari kencan pertama lelaki itu dengan Caramel. Tapi, Kejora menduga mereka tak bisa berkencan mengingat keadaan yang tiba-tiba menjadi seperti ini. Kejora tak tahu apa yang terjadi. Ia mendengar keributan di ruang tamu rumah dan terlalu takut untuk keluar. Setelah suara ribut itu mereda, ia mengintip dari kamar dan menemukan Pak Javon Pine terbaring di lantai dengan darah yang mengucur dari dahinya. Satu ruang tamu hancur. Pak Javon menyuruhnya pergi mencari Marvin dan menjauhkan lelaki itu dari orang jahat pengendara elang yang bernama Zephyr. Dia juga menyuruh Kejora mencari Rocky dan memerintahkan lelaki itu agar mencegah Zephyr mencuri bunga lotus ajaib.

Jadi, sekarang Kejora terbang di udara sambil mencari-cari Marvin dan Rocky di antara kerumunan orang. Suasana terlalu ricuh. Ia tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di bawah. Sedangkan di atas, pertengkaran juga sedang berlangsung. Rumah jamur Nenek Ingrid yang megah mencuri perhatiannya. Mungkin Marvin atau Rocky ada di sana. Kalaupun tidak, paling tidak dia bisa memberitahukan berita terbaru pada Nenek Ingrid dan Caramel.

Kejora mengintip ke dalam jendela di bagian belakang rumah. “Decker!” panggilnya saat melihat Decker.

Decker menoleh dan melongo. Dia menunjuk dirinya sendiri seolah bertanya apakah Kejora memanggilnya.

“Aku memanggilmu, bodoh!” kata Kejora. “Nah, kan, aku jadi mengejekmu.”

“Nenek bilang jangan bukakan pintu untuk orang asing,” ujar Decker dengan lambat.

“Aduh.... Aku kan bukan orang asing.”

“Betul juga.” Decker terkekeh lalu membukakan pintu untuk Kejora.

“Terima kasih.”

Aspen mendengar suara Kejora dan menghampirinya. “Wah, lihat siapa yang berada di sini.” Suaranya menjadi pusat perhatian orang lain.

Caramel langsung mendekati Kejora. “Apa Pak Javon Pine baik-baik saja?” tanyanya.

Kejora menggelengkan kepala. Dia tidak kuat untuk memberitahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berusaha menguatkan diri. “Zephyr menghancurkan rumah kami dan Pak Javon melawannya mati-matian. Pak Javon masih hidup, tapi aku tak yakin apakah dia bisa bertahan lama.”

Mendengar informasi barusan membuat hati Caramel mencelus. “Tidak bisakah kita membawanya ke rumah sakit?”

“Kurasa situasi di luar terlalu kacau. Kita harus merawatnya di rumahnya.”

Stone tiba-tiba maju ke depan. “Sepertinya aku bisa membantu,” katanya. “Kekuatanku pasti bisa menyembuhkannya.”

“Apa kau yakin, Stone?” tanya Caramel.

Stone mengangguk yakin.

“Kita akan menunggu situasi mereda, lalu kau bisa ke sana dan menyembuhkannya.”

Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu depan. Caramel dan yang lain langsung mundur beberapa langkah. Mereka semakin ketakutan ketika suara ketukan itu menjadi lebih keras.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

As Sweet As Caramel Where stories live. Discover now