12. Pita kado ulang tahun

160 116 537
                                    

Chapter 12
🌻Pita kado ulang tahun🌻

Untuk sesaat, segalanya membeku.

Semua seolah bergerak dalam kecepatan yang lambat dan hitam putih seperti mimpi-mimpi buruk yang mencekam dan harapan-harapan yang direnggut oleh tangan sang iblis.

Elang itu melewati kepala mereka. Angin kencang yang diciptakan oleh gerakan si elang menghantam punggung Caramel dan Marvin hingga mengibarkan pakaian dan rambut mereka. Ketakutan yang pekat dan setajam pedang bermata dua menjalar ke seluruh tubuh Caramel, membuatnya merinding ketika melihat elang itu terbang di atas.

Organ dalam Caramel terasa seperti jungkir balik

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Organ dalam Caramel terasa seperti jungkir balik. Paru-parunya berjuang mencari oksigen ketika ia menarik napas panjang. Caramel bergidik, gigil menyapu tengkuk lehernya dan mencengkeramnya seperti cakar.

Caramel melirik pada Marvin. Baru kali ini ia melihat ekspresi lelaki itu yang berubah menjadi begitu keras. Marvin mengatupkan rahangnya, menahan diri dari segala hal yang mengancam. Kegelisahan tampak sangat jelas di kedua mata biru Marvin yang gentar.

Tanpa disadari, tangan Caramel dan tangan Marvin berpegangan, jari-jari mereka bertaut begitu kencang seperti pita kado ulang tahun. Caramel mendorong jauh keinginannya untuk tetap bersentuhan dengan Marvin. Dia kembali mengingatkan diri sendiri bahwa ada seekor elang ganas yang mengincar mereka dari atas.

"Ayo, kita lari!" jari-jari Marvin menggenggam erat tangan Caramel saat mengajak gadis itu pergi dari sana.

"Ayo, kita lari!" jari-jari Marvin menggenggam erat tangan Caramel saat mengajak gadis itu pergi dari sana

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Caramel dan Marvin lari secepat mungkin. Jantung Caramel berdegup begitu kencang, melawan rasa takut yang sudah menggerogotinya sampai ke tulang-tulang. Caramel menggunakan seluruh tenaganya yang tersisa untuk mengikuti kecepatan lari Marvin yang jauh di atasnya.

Saat Caramel mendongak, elang itu menatap mereka dengan tatapan pemangsa, tidak sabar untuk segera menangkap dua makhluk kecil di bawahnya. Caramel membayangkan sang elang yang sudah lama menyimpan rasa kesal pada Caramel karena telah gagal menangkapnya saat itu.

Caramel tidak tahu apa yang memulainya-barangkali keributan semalam-tetapi dia benar-benar mempercayai Marvin sekarang, seolah hidupnya dipegang oleh lelaki itu dengan cara yang sama seperti bagaimana lelaki itu memegang tangannya.

As Sweet As Caramel Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin