12 : Dia masa laluku

16 3 0
                                    

"Kak, aku ke toilet dulu, ya. Nitip ini," izin Febri, buru-buru setelah memberikan makanannya pada Sandra.

"Iya," sahut Sandra.

Sandra hanya berdiri, berpikir Febri tak akan lama di toilet cafe yang Sandra dan Febri kunjungi sekarang. Tadi, Febri meminta ditemani ke cafe, yang katanya dia paling takut memesan. Aneh, tapi Sandra menerima saja apa ketakutan Febri, sesekali Sandra mendorong Febri untuk mencoba membayar dan Sandra memesan.

"Sandra." Panggilan itu jelas Sandra kenali, tanpa memutar tubuh dan mencari keberadaan si pemanggil, orang itu sudah lebih dulu di depan Sandra.

"Fahmi." Refleks, Sandra menyebutkan nama yang telah dia tidak ucapkan selama hampir dua bulan ini.

"Untung ketemu kamu di sini, bisa bicara berdua?"

Ragu Sandra membalas, Febri juga tak kunjung keluar dan datang, sampai akhirnya Sandra mengangguk mengiyakan ajakan Fahmi bicara padanya.

Mereka berdua duduk dimeja tengah, karena tak ada lagi tempat di sisi pada sisi. Siang-siang begini, cafe begitu ramai.

"Mau bicara apa?" Tidak mau ada basa-basi, Sandra langsung menanyakan pada intinya.

"Kamu apa kabar? gimana sama rumah tangga kamu?" tanya Fahmi. Segelas coffee capuccino terhidang di hadapannya setelah Fahmi memesannya terlebih dahulu tadi.

Ya, coffee nya belum berubah, bahkan Sandra mengingatnya dengan jelas.

"Baik, semuanya baik-baik aja," jawab Sandra seadanya.

"Arnes? dia baik sama kamu?"

"Baik." Singkat, sebenarnya Sandra tak nyaman dengan Fahmi yang terus menanyakan tentang dirinya. Bahkan matanya tak berani menatap Fahmi, dan lebih menunduk atau melihat ke arah lain. Melihat Pria di depannya, cuman hanya sesaat.

"Sandra, aku minta maaf sama kamu. Aku gak seharusnya marah sama kamu waktu itu. Aku tahu, dengan adanya Arnes yang melamar kamu, itu udah jawaban dari Allah kalau kita memang bukan jodoh."

Pria yang dulu sangat yakin kalau Sandra adalah jodohnya, kini tersirat keikhlasan di wajahnya.

Sandra teringat waktu berada di negeri sakura, tepat ketika keduanya di tengah-tengah bunga sakura berguguran.

"Setelah balik ke Singapura lagi, aku serius sama kamu, San. Aku mau menjadikan kamu istri," ucap Fahmi. Keduanya saling berhadapan.

"Kamu udah siap ketemu orang tua aku?" Sandra juga tak menolak, dia juga sudah menyimpan rasa kepada Fahmi.

"Siap lahir batin."

"Aku akan hubungi orang tua ku," ujar Sandra. Dari sana, Sandra menceritakan tentang Arnes pada orang tuanya.

Meski tahu ada Pria yang akan melamar Sandra, tetap saja orang tuanya memilih pilihannya sendiri. Tak pernah terbayang, bahwa Sandra akan menikah dengan Pria yang bukan Fahmi.

Ingatan itu segera dihapus, Sandra harus kembali ke keadaan sekarang tanpa kembali ke masa lalu.

"Iya. Aku udah maafin kamu."

Fahmi tersenyum, gerakannya sedang mencari barang di kantung jas nya. Lalu di taruh di meja dan digeser ke depan Sandra.

"Undangan pernikahan, buat kamu." Sandra hanya melihat belum menerimanya. Terpampang nama Fahmi dan wanitanya yang menjadi mempelai.

"Kamu, menikah?" tanya Sandra.

"Iya, maaf karena baru ngasih kamu sekarang. Aku gak tahu kamu tinggal di mana, dan aku juga gak berani chat kamu di sosial media. Aku tahu, kemarin-kemarin kamu ada masalah, jadi aku gak mau nambah pikiran kamu," jawab Fahmi.

I'm With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang