29 : Pilihan

15 1 0
                                    

Keberangkatan Madzani dan Tian tentu tertunda. Mereka segera mungkin ingin meluruskan ini, mencari tahu kebenarannya, karena Madzani seorang yang tidak mau dibohongi.

Keduanya sebelum datang sudah menghubungi Agung dan Rani di Aceh. Mereka berdua juga menyiapkan segala jamuan untuk kedatangan besannya.

Agung pikir, besannya cuman hendak ingin berkunjung ke pesantren nya. Tapi, setelah melihat raut wajah mereka yang tertekuk, membuat Agung dikendalikan oleh pikiran yang negatif.

"Terima kasih sudah berkunjung lagi ke sini Pak Zani," ucap Agung. Meski merasa ucapannya seperti tidak tepat.

"Saya tidak mau berbasa-basi Pak Agung, kedatangan saya ke sini mau meminta kebenaran tentang siapa yang dinikahkan dengan anak saya, Arnes," kata Madzani. Rani yang baru datang mendengar hal itu cukup terkejut.

"Kebenaran apa maksud Pak Zani?" tanya Rani, duduk juga di samping suaminya.

"Siapa Sandra sebenarnya? apa Sandra anak kandung Pak Agung sama Bu Rani?" Pertanyaan oleh Tian benar-benar membuat Rani syok.

Baru saja beberapa hari dia dan suaminya membicarakan tentang masa lalu Sandra, tapi kenapa tiba-tiba besannya ini membahasnya, dari mana mereka tahu.

"Terkejut karena kita tahu? informasi ini disampaikan oleh Liana, anak kedua Pak Agung sama Bu Rani," ungkap Madzani menjawab keterkejutan besannya.

Liana pun datang, dia juga duduk di antara mereka yang membahas tentang informasi penting ini.

Agung menatap sejenak Liana, lalu kembali menatap Madzani di depannya dan berkata, "Sandra memang bukan anak kandung kami berdua."

Rani menatap suaminya, melihat Agung yang tersenyum kecil dan mengedipkan matanya lembut, membuat Rani menerima apa yang akan dijelaskan selanjutnya.

"Saya merasa dibohongi! Pak Agung tahu kan perjanjiannya sama ayah saya. Bahwa cucunya harus menikah dengan anak kandung pak Agung, bukan Sandra yang gak tahu asal-usul nya dari mana!" murka Madzani.

"Saya tahu Sandra dari mana, tolong dijaga ucapannya pak Zani!" Rani memberi peringatan, tidak senang ketika Sandra disebut seperti itu.

"Sandra juga telah mengambil hak Liana, kenapa Sandra gak menolak dengan tegas waktu itu?" tanya Madzani.

"Saya memintanya karena saya tidak ingin membuat pak Zani kecewa," jawab Agung, dan kenyataan memang begitu

"Malah ini yang buat saya kecewa!" balas Madzani.

"Memangnya kenapa dengan Sandra? dia sudah saya angkat menjadi anak sendiri," ujar Rani. Seolah Sandra benar-benar orang asing di sini.

"Saya tidak ingin ketika Arnes mempunyai anak nanti, keturunannya mengalir darah pelacur!" seru Madzani.

"Astaghfirullahaladzim, Ya Allah ...!" balas Rani, suaranya sedikit meninggi, tidak kuasa menahan rasa ketidaksukaan kepada ucapan besannya.

Agung melihat ke arah Liana, dia tidak bisa menyalahkan Liana, karena apa yang dikatakan oleh besannya memang benar. Tapi Agung masih bingung, dari mana Liana tahu sampai membicarakan informasi penting ini kepada orang tua Arnes.

"Kenapa, Bu? apa itu benar, Sandra adalah anak dari pelacur?" Tian ikut bertanya.

Merasa istrinya akan tersulut emosi, Agung memegang tangannya, mengintruksikan untuk beristighfar agar tenang menghadapi hal ini.

"Biar saya jelaskan ...," ucap Agung.

Meski hari ini pasti akan tiba, tapi Rani belum siap. Sandra terlalu berharga baginya sama seperti Liana.

I'm With You [END]Where stories live. Discover now