14 : Dengan siapa aku?

18 3 0
                                    

Di kantornya, Sandra terus kepikiran tentang pernikahan Fahmi. Sebentar lagi ijab dan kabul Fahmi akan dilaksanakan, dan Sandra belum datang ke sana. Sandra sama sekali tidak memahami dirinya, kenapa dia jadi seperti ini.

Cepat-cepat tanpa pikir panjang, Sandra menghubungi Arnes dan langsung di angkat oleh Pria itu langsung.

"Waalaikumussalam, kenapa, Sandra?" Sandra masih mendengar suara Arnes yang biasa saja, tidak menunjukkan ketidaksukaan nya padanya.

"Kamu mau nganter aku ke pernikahan Fahmi? kalau sibuk, gak usah."

"Sekarang?" tanya Arnes.

"Iya."

Telinga Sandra yang menempel di handphone sedikit mendengar perdebatan kecil entah obrolan apa itu.

"Bisa, aku jemput, ya."

"Iya."

Arnes langsung menyetujuinya, Sandra juga langsung berganti baju yang telah dia bawa dari rumah. Tadi pagi, memang Sandra masih ragu, makanya dia tak berbicara langsung juga pada Arnes.

Sapuan make up yang Sandra pakai tak terlalu mencolok. Menyesuaikan saja dengan dress kebaya berwarna peach yang dia pakai.

Lain tempatnya dengan Arnes yang begitu sibuk setelah panggilan itu terputus. Dia tiba-tiba meninggalkan lapangan dan menyerahkannya pada Ditto. Tak perlu berganti baju menurut Arnes, karena baju jas yang dia pakai cukup rapi, tak ada waktu juga, karena Arnes tak mau Sandra menunggu lama.

"Ke mana, Nes!" teriak Ditto.

"Nikahan orang," jawab Arnes.

Arnes mulai menjalankan mobilnya untuk menjemput Sandra. Di sela-sela menyetir juga, Arnes merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Arnes pikir, Sandra tidak akan mengajaknya, karena pagi tadi Sandra begitu banyak diam dan tak membahas tentang pernikahan Fahmi sedikit pun. Arnes hanya mengikuti saja, sekarang pun dia hanya mengikuti apa yang Sandra mau.

Sesampainya di depan kantor Sandra, Arnes segera turun. Kebetulan ketika Arnes masuk dan akan menanyakan di resepsionis, Sandra baru saja keluar dari lift.

Penampilan istrinya membuat Arnes terpesona untuk kedua kalinya setelah pertama kali Sandra berdandan sebagai pengantinnya. Wajahnya begitu bersinar, di setiap langkah Sandra menuju Arnes, membuat jantung Arnes berdegup kencang.

"Kamu nunggu lama, ya? maaf." Buyar sudah lamunan Arnes yang memerhatikan Sandra.

Arnes nampak kikuk, lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak, kok. Ayo, kamu udah siap."

"Iya, makasih, ya. Lagi-lagi aku ganggu kamu."

"Gak papa."

Pasangan yang tampak malu-malu itu membuat pegawai Sandra gemas. Apalagi mereka semua jelas melihat tatapan Arnes pada Sandra.

[•••••]

"Saya terima nikah dan kawinnya Bella Almera bin Abi Solihin dengan seperangkat alat sholat, dibayar tunai!"

"Para saksi?" tanya penghulu.

"Sah!" Banyak tepukan tangan setelah itu, dan dilanjutkan dengan doa-doa.

Suara Fahmi begitu lantang menyebutkan ijab dan kabul dengan satu tarikan napas di depan. Menyebutkan nama yang seharusnya nama Sandra dulu. Kenapa begitu banyak hal-hal yang membuat Sandra teringat dengan Fahmi. Pria itu berhasil membuat kenangan dan harapan yang diwujudkan sekarang, tapi bukan dengan dirinya.

Kata-kata Fahmi sebelum balik ke Indonesia membuat Sandra bahagia. Pria itu sangat meyakinkan dirinya dengan segala keinginan-keinginan yang akan diwujudkannya bersamanya.

I'm With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang