10

8.6K 823 15
                                    

─────

Keesokan harinya setelah jam olahraga selesai, Nikey mendapat kertas lagi di atas mejanya saat kembali ke kelas.

Kali ini ia berencana akan berangkat pagi-pagi buta untuk melihat siapa pelaku yang meletakkan kertas. Namun Nikey mengurungkan niatnya setelah membaca tulisan di kertas tersebut.

"Ini yang terakhir, lakukan apa yang tertulis dikertas pertama. Batas waktumu hanya sampai kenaikan kelas."

"Setan gue udah mau niat dateng pagi-pagi" Nikey menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Teori baru terlintas di benaknya, "Jangan-jangan yang ngirim ini tuh orang yang bikin gue masuk novel?"

Sekarang Nikey sedikit paham alasan mengapa dirinya masuk ke dalam novel. Perasaannya campur aduk, bingung harus senang atau kesal.

"Tapi ini orang gila apa gimana, masa batasnya sampe kenaikan kelas, ini aja udah mau semester dua."

Waktu Nikey tidak lama, hanya sekitar 6 bulan untuk menyingkirkan Jihan. Dan juga, bagaimana cara memisahkan Jihan dari Daaze yang sudah dekat?

"Key, itu liat" ujar Sakala yang membuyarkan pikiran Nikey, dagu Sakala mengisyaratkan untuk melihat ke arah kanan.

Terlihat Karen sedang menelungkupkan kepala di meja. Di depannya, Azra yang menghadap ke belakang, memanggil nama Karen berulang kali namun tidak dihiraukan oleh sang pemilik nama.

"Mikha, ada yang ingin saya sampaikan" ucap Azra pada Karen.

"Bentar Zra, kepala gue puyeng" balas Karen yang masih setia pada posisinya. Azra menurut, ia memutar tubuhnya dan membuka buku pelajaran.

Sakala dan Nikey saling memandang, "mereka aneh banget ga sih?" bisik Nikey. Sakala menganggukkan kepalanya cepat tanda setuju.

"Iya, mana Azra manggil Karen pake Mikha lagi" jawab Sakala dengan berbisik juga.

"Terlalu aneh" batin mereka berdua.

"Oh iya Zra, lu masuk eskul apa?" tanya Sakala.

"Belum tahu, kamu apa?" tanya balik Azra dengan menengokkan kepalanya ke samping kiri mengahadap Sakala.

"Gua klub fotografi. Ini rahasia sih, jadi jangan bilang siapa-siapa ya, gua juga admin lambe" Sakala meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, isyarat agar tidak disebar luaskan.

"Kamu?" sekarang Azra bertanya kepada Nikey. Nikey yang sedari tadi menyimak pun menjawab, "English club."

Azra terlihat berpikir, "Kalau begitu saya masuk─"

"Lo masuk Theater, kaya gue" potong Karen yang masih pada posisinya.

Nikey dan Sakala saling pandang dengan tatapan yang rumit. Entahlah, situasinya sulit untuk dijelaskan.

"Dari kemarin mereka aneh banget ga sih?" bisik salah satunya.

─────

to be continued  ➧

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt