26

4K 482 10
                                    

─────

BRAK.

Terdengar suara pintu dibuka secara paksa. Namun hal itu tidak membuat Nikey bangun dari tidurnya.

"KEY?!"

"NIKEY?!"

Karena panggilan, atau lebih tepatnya teriakan lima pria berturut-turut, Nikey membuka matanya dan meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Oh udah dateng, cepet juga."

"Lu gapapa?!" tanya Zaki yang dihadiahi tatapan malas oleh Nikey.

"Lo liat tampilan gue, keliatan gapapa ga?"

Bahkan temannya pun membalasnya dengan "bodoh" dan "pake nanya" pada pertanyaan Zaki.

"Ayo cepet pergi, keburu Jihan dateng."

Ternyata Jihan tidak sepintar antagonis lain yang Nikey kira. Karena Jihan menculik dan menyekapnya di sebuah hotel yang tak jauh dari sekolah.

─────

Tok tok tok.

"Sebentar" sahut orang dari dalam. Tak lama, pintu terbuka dan menampakkan Naufal dengan baju rumahanya.

"Siapa─ YA TUHAN ADEK" pekik Naufal terkejut saat melihat Nikey. "Kok banyak luka gini? Gua tau lu suka cari ribut tapi─"

"Oh, jangan jangan karna lu pada" tuduh Naufal sembari menatap tajam kelima pria di belakang adiknya.

"Bukan bang, sumpah."

"Ga percaya tapi ayo masuk dulu."

Mereka semua masuk ke dalam rumah lalu menuju ruang tamu.

"Adek bersihin badan dulu ya, nanti turun lagi buat diobatin."

Nikey mengangguk dan melenggang pergi ke kamarnya.

"Gimana ceritanya Nikey bisa gitu?" tanya Naufal setelah mempersilahkan Daaze untuk duduk.

Dipta yang melihat temannya termakan emosi pun mencoba menenangkan, "sabar Fal, tenang dulu."

"Ga bisa lah Dip, adek gue luka."

"Tunggu Nikey, kita semua juga ga tau."

Tak lama Nikey kembali ke ruang tamu setelah membersihkan diri. Ia mendudukkan dirinya di sebelah Naufal.

"Gua obatin" ucap Atlan yang membuat dimulainya pertengkaran.

"Gua."

"Gua lah."

"Ekhem." Naufal hanya berdehem singkat, namun Daaze yang mulanya ribut menjadi diam tak berkutik.

Naufal menolehkan kepalanya ke arah Nikey, "jadi?"

"Obatin duluu.."

"Iya iya."

Naufal mengobati luka di wajah Nikey akibat perbuatan Jihan tadi. Dirasa sudah selesai, Nikey pun mulai menceritakan kejadian yang dialaminya tadi.

"Jadi tadi gue lagi mau balik, terus tiba-tiba gue ngerasa ada yang bekep mulut gue dari belakang, dan itu bius."

"Pas gue bangun, tangan sama kaki gue keiket di kursi" lanjutnya. "Nah di depan gue tuh si Jihan ngomel panjang lebar terus gue komen, eh malah dijadiin samsak."

"Terus gimana caranya lu bisa hubungin kita?"

"Talinya ga kenceng."

"Kenapa ga hubungin gue, malah ini bocah lima?" tanya Naufal pada Nikey.

"Room chat mereka yang paling atas soalnya."

Nikey tidak berbohong, memang itu kebenarannya. Grup chat yang berisikan Daaze dan dirinya berada di atas karena spam yang dikirimkan.

Naufal menghela napas, "ya udah sana istirahat."

Nikey beranjak dari duduknya dan mendekatkan wajahnya ke pipi Naufal.

Cup.

Setelah mendaratkan ciuman di pipi kakaknya, Nikey pergi menuju kamarnya. Sontak hal itu membuat Daaze menjadi iri dengan Naufal.

"Anjir gua juga mau."

Naufal menatap sinis kelima pria yang duduk di sofa dengan ekor matanya. Istilahnya bombastic side eye.

"Balik semua lu pada."

─────

to be continued  ➧

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang