23

4.5K 531 5
                                    

─────

"Emang bener gue ga usah nebak nebak, beneran kejadian kan" batin Nikey menangis. Saat ini dirinya dihadang oleh Jihan disebuah lorong yang sepi mengingat jam pelajaran sedang berlangsung.

"Ini penulisnya bisa baca isi hati gue apa gimana sih."

"Lo" sebut Jihan yang membuat tubuh Nikey tegang.

"Ya?" Nikey mencoba sebisa mungkin menjawabnya dengan tenang agar tidak terlihat ketakutan.

"Lo mau nyingkirin gue dari posisi ratu Daaze?" tanya Jihan penuh selidik. "Ga mungkin bocah cupu kaya lo bisa ngambil posisi gue" lanjutnya dengan raut wajah dan nada bicara yang merendahkan Nikey.

"Hadeh dasar lemper."

"Iya lah, mana mungkin gue ngerebut posisi yang GA PENTING itu" balas Nikey dengan menekankan kalimat 'ga penting'.

"Maksud lo apa hah?!" suara Jihan meninggi, menandakan terdapat amarah diucapannya.

"Apa?" Nikey memasang ekspresi pura-pura tidak mengerti.

Jihan menggeram. Ia mengangkat tangan kanannya.

Plak.

Tamparan mendarat sempurna di pipi kiri Nikey. Bahkan wajah Nikey sampai berpaling ke arah kanan.

Nikey menyentuh pipinya, "sakit juga" batinnya.

"Lo itu parasit, tau ga?! Gue selama ini cuma ngeliat biar tau sejauh mana lo mau jadi parasit dihubungan gue sama Daaze!" bentak Jihan di wajah Nikey.

"Bukannya lo yang parasit, lemper?" balas Nikey atas tuduhan Jihan.

Jihan terlihat akan melayangkan tamparan yang kedua pada Nikey. Namun belum sempat mengayunkan, lengannya dicekal oleh seseorang dari arah belakang.

"Wah parah, ini pembulian ga sih?" ucap orang yang mencekal lengan Jihan.

"Lepas!" Jihan memberontak, yang disuruh pun dengan santai melepaskan lengan Jihan. Lalu Jihan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Gimana Key, gue udah kaya pahlawan belum?" tanya pria yang sudah berpindah ke samping Nikey.

"Pahlawan kesiangan sih iya" jawabnya dengan tersenyum geli.

"Tapi thanks Sa, berkat lo gue ga kena tampar si lemper lagi. Ternyata ditampar sakit cuy."

"Hahaha serahkan semua pada Sakala yang keren ini" ucap pria yang menolong Nikey, atau Sakala.

"Lo video ga?"

Sakala mengacungkan ibu jarinya, "aman."

"Sip deh, lo balik duluan aja ke kelas. Gue mau ke UKS" Nikey menunjuk pipinya yang tadi ditampar oleh Jihan.

─────

Nikey memasuki ruang UKS SMA Danawa. Dirinya sibuk mencari sesuatu untuk mengobati memar di pipinya akibat tamparan Jihan.

"Ah elah kenapa harus dikunci" ucapnya saat mencoba membuka almari. Entah dimana guru penjaga UKS berada. Nikey pasrah, ia akan menunggu guru saja.


Saat sedang duduk ditepian ranjang UKS, pintu terbuka menandakan bahwa ada orang yang masuk. Sontak Nikey langsung berdiri dari duduknya.

"Kak.. Ezra?" beo Nikey saat melihat siapa yang masuk.

"Oh Nikey. Loh itu pipi lu kenapa?" Ezra segera menghampiri Nikey.

"Bentar."

Ezra membuka almari berisi alat dan obat-obatan dengan kunci yang dibawanya dan mencari sesuatu.

"Ini, dikompres" titah Ezra sambil memberikan wadah berisi air dingin dan kain bersih.

"Makasih kak."

Nikey menerima dan mulai mengompresi pipinya. Ezra hanya memperhatikan dan duduk di kursi yang ada.

"Kok kakak disini?" tanya Nikey sedikit canggung karena dirinya menjadi tontonan.

"Mau ngecek UKS, sekbid gua ada eskul PMR."

"Ooh gitu" ucap Nikey sambil menganggukkan kepalanya.

Lalu sekarang apa? Ezra hanya duduk memperhatikan Nikey yang sedang mengompresi pipinya dan tidak memeriksa UKS, tuh.

Nikey hanya bisa tersenyum kikuk karena tatapan Ezra.

─────

to be continued  ➧

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟حيث تعيش القصص. اكتشف الآن