27

4.1K 434 16
                                    

─────

Hari Senin adalah hari yang mungkin semua murid benci. Namun untuk saat ini, hari Senin menjadi hari yang indah karena acara tanding antar kelas atau classmeet akan dimulai.

Nikey yang baru saja sampai langsung mendudukkan diri di bangku miliknya.

"Hot news, Jum'at kemarin gue beneran diculik" ucap Nikey saat meletakkan tasnya.

"Wow sangat hot─ HAH?!" pekik Karen yang membuat seisi kelas melihat kearah mereka.

"Kok bisa?!"

"Ya bisa?" jawab Nikey dengan tenang.

Karen memasang raut khawatir, "kenapa ga ngabarin kita?"

"Jahat banget, ku kira hubungan kita spesial" sahut Sakala.

"Dangdut bener."

Nikey tersenyum, "gue ga mau ganggu weekend kalian."

"Ganggu apanya sih?! Sohib gue diculik masa gue ga boleh tau."

"Siapa yang nyulik?"

"Siapa lagi kalo bukan Jihan."

"100 poin buat Karen" Nikey menunjuk Karen karena ucapannya benar.

"Direkam ga?" Azra yang sedari tadi menyimak akhirnya berbicara.

"Yup, ga sia-sia kamera kecil yang Saka kasih."

"Kasian Jihan kena hidden cam."

"Ngapain dikasihanin" ucap Azra. Oke, Sakala sudah terlalu jauh mengajari kalimat-kalimat baru pada Azra.

"Sekarang bukti-bukti udah banyak yang ke kumpul."

"Mau publish kapan?"

"Sekarang."

Sakala menganggukkan kepalanya lalu mengeluarkan laptopnya yang berada di tas dan mengutak-atik laptop miliknya cukup lama.

"Clear."

Ting.

Ting.

Ting.

Notifikasi ponsel semua orang bersahutan selang beberapa waktu Sakala menyelesaikan pekerjaannya.

Bisikan orang-orang terdengar, atau lebih tepatnya menggosip setelah melihat ponsel masing-masing. Mereka melirik ke arah Nikey dengan tatapan yang sulit diartikan, mungkin tatapan kasihan?

"Ga sia-sia gue punya temen admin lambe."

Tentu saja yang Sakala lakukan tadi adalah membuat postingan berupa video perbuatan Jihan di akun lambe sekolah. Mulai dari membuli Pamela, pelabrakan Nikey, menindas siswi yang akan mendekati Daaze, hingga penculikan Nikey.

"Ren stop spam komen pake semua akun bodong lu" ucap Sakala jengah karena Karen memberikan komentar menggunakan semua akunnya.

Karen tidak mendengarkan, malah dirinya sedang terkikik geli sambil menatap ponselnya, "seru anjir, mana banyak yang hate comment si Jihan"

"Bentar lagi dipanggil."

Seperti yang Azra ucapkan, terdengar suara pengeras suara yang berada di setiap kelas berbunyi.

"Tes tes. Panggilan kepada Jihan Diana kelas 10-1, Pamela Nazeya 10-3 dan Nikey Lestama 10-2 untuk datang ke ruang kepala sekolah sekarang."

"Cuma bertiga?"

"Good luck Key."

─────

"Sudah datang semua?" tanya seorang guru kesiswaan bernama Pak Seto menatap ketiga siswi yang duduk.

"Jihan, coba jelaskan apakah benar di video yang beredar itu kamu?"

Tak ada jawaban.

"Kenapa kamu melakukan itu?" lanjut Pak Seto karena diamnya Jihan. "Saya bertanya, tolong dijawab."

"Saya diperintah seseorang."

"Siapa?"

"Saya tidak tahu, orang itu.. memerintah saya untuk melakukan semuanya di dalam mimpi" ucap Jihan yang membuat Pak Seto menatapnya aneh.

"Mimpi? Omong kosong apa ini?"

Lalu Pak Seto mengalihkan pandangannya ke Pamela, "kamu sudah berapa lama ditindas oleh Jihan?"

Melihat Pamela yang ragu untuk menjawab, Nikey menyentuh tangan Pamela, "gapapa, jawab aja."

"S-sejak awal semester."

Pak Seto memijat pelipisnya. "Kamu yang diculik kan? Kapan kejadiannya?" tanyanya pada siswi terakhir, Nikey.

"Hari Jum'at kemarin, Pak."

"Haduh kalian ini sudah jadi anak SMA, hanya beberapa minggu lagi naik kelas 11. Jalan kalian masih panjang. Kalau sekarang sudah begini, mau bagaimana kedepannya" ucap Pak Seto panjang lebar.

Pak Seto menatap ke arah kepala sekolah, "bagaimana keputusannya, Bu Kepala?"

"Saya sudah memikirkannya matang-matang. Jihan, kamu dikeluarkan dari sekolah ini."

"GA BISA DONG BU!?"

"Setelah apa yang kamu lakukan, semua murid disini pasti akan menindas mu. Jadi saya putuskan untuk mengeluarkan kamu dari SMA Danawa dan memindahkan ke sekolah lain" jelas kepala sekolah karena Jihan terlihat tidak senang atas keputusannya.

"Cukup sekian. Kalian boleh pergi."

"Baik Pak, Bu."

Ketiga siswi itu keluar dari ruang kepala sekolah. Tepat setelah Nikey menutup pintu, Jihan langsung menyumpah serapahi Nikey dan juga Pamela.

"Bangsat lo Nikey! Pamela!" umpat Jihan dengan air mata yang sudah membasahi pipinya lalu pergi dari pandangan Nikey. Nikey menggedikkan bahunya tak acuh.

"Hiks" isakan kecil Pamela membuat Nikey menatapnya.

"Pam, it's okay. Kamu udah lepas dari ancaman Jihan" Nikey mengelus bahu Pamela yang terisak sebagai penenang.

Tak lama terdengar suara langkah kaki yang gaduh mendekati mereka berdua. Tentu saja Daaze yang datang.

"Key, gimana?"

"Gapapa kan?"

"Gua kaget denger pemberitahuan tadi."

Untuk sekedar informasi, pengeras suara yang tadi memberikan pemberitahuan terhubung ke seluruh kelas. Oleh karena itu Daaze mengetahuinya.

"Kalian ngapain sih?" tanya Nikey karena keributan Daaze.

"Kita khawatir sama lu."

"Terus classmeet kalian gimana?"

"Gua tinggal" jawab Adnan.

Ezra menggelengkan kepalanya, "parah lu anak donatur."

"Lu juga anak osis tapi bolos" timpal Dipta lalu mendapat balasan dari Zaki.

"Lu malah ketosnya goblok."

"Dari awal emang ga ikut" celetuk Atlan tiba-tiba.

"Nolep sih."

Sontak hal tersebut membuat mereka semua tertawa.

Prok.
Prok.
Prok.

Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan yang datang dari arah belakang.

"Pertunjukan yang bagus. Ga disangka karakter utamanya jadi lo" ucap seseorang sembari menepukkan tangannya.

Deg. Nikey tersentak, "apa mungkin dia orang yang bikin gue pindah ke sini? Tapi kenapa suaranya ga asing?"

Dengan cepat ia menolehkan kepalanya, "siapa─!?"

Mata Nikey melebar, jantungnya berpacu setelah melihat orang yang mungkin menjadi dalang atas apa yang ia alami.

─────

to be continued

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟Where stories live. Discover now