25

4.3K 489 10
                                    

─────

"Ekhem, ada yang deket sama cowo famous nih" ledek Karen pada Nikey. Nikey yang mendengarnya pun memutar bola matanya.

"Tapi beneran deh, gimana ceritanya kok itu lima laki bisa sama lo."

"Mana sebulan lebih kan."

"Mungkin mereka naksir" sahut Azra yang membuat Karen terkejut.

"Zra, lu belajar bahasa gituan dari mana" tanya Karen sambil menutup mulutnya tidak percaya. Azra menunjuk Sakala.

"Lagian kalo ngomong kaku banget kaya robot, ya gue ajarin lah" bela Sakala karena merasa dipojokkan oleh tatapan Karen dan Nikey.

"Tuhkan jadi makin kesana bahasannya. Key, jawab."

Nikey memalingkan wajahnya, "ya gitu."

"Yang bener anjir, gua tampol lu" ancam Sakala yang membuat Nikey membuka mulutnya.

"Hehehe, gini.."

Nikey mulai bercerita tentang dirinya dan Daaze dari awal hingga akhir. Karen, Sakala, dan Azra menyimaknya dengan serius.

"Gitu doang??? Emang keren banget sohib gue" puji Sakala takjub.

"Tapi Jihan? Ga ada kabar?"

"Ati-ati lo diculik Jihan kaya di cerita cerita" ucap asal Karen yang dihadiahi pukulan oleh Sakala.

"Kebanyakan baca novel lo."

"Berisik."

"Ga berasa minggu depan udah classmeet aja" ceplos Sakala.

"Kita baru selesai ujian kemarin loh? Ga kerasa apanya."

"Ya menurut gua ga berasa."

"Lombanya apa nih kakak osis" tanya Sakala kepada Azra.

"Liat aja nanti."

Lagi-lagi semua terkejut dengan ucapan Azra, "anjir Saka lo ngajarin Azra apaan sih."

─────

Bel pulang berbunyi nyaring, para siswa siswi berlomba-lomba keluar dari sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing, tak jarang pula mereka bermain sebelum pulang.

Kecuali Nikey, jika semua orang sudah pergi, dirinya masih setia berada di kelas. Hari ini jadwalnya untuk piket.

"Gue jadi parno gara-gara omongan Karen tadi."

Nikey meninggalkan kelas saat dirasa sudah bersih. Ia melewati lorong yang sudah sepi mengingat bel pulang sudah lama berbunyi.

Tanpa Nikey sadari, seseorang perlahan mendekatinya dan membekap mulutnya. Bau kloroform, itu yang ia rasakan saat menghirup udara karena terkejut. Perlahan kesadaran Nikey pun menghilang.

"Oh shit."

─────

Nikey membuka matanya dengan sedikit berat. Kesadarannya mulai pulih dengan perlahan. Sepertinya efek obat bius tadi tidak bertahan lama. Sekarang dirinya sedang terikat di bagian kaki dan tangan.


"Oh? Udah bangun?" ucap seorang wanita di depan Nikey. "Welcome, bitch. Guess who i am?"

Tidak usah menebak pun Nikey tahu siapa pelakunya, "Jihan."

"Upss kok bener? Padahal redup gini loh, jadi ketahuan deh" jawab Jihan dengan nada pura-pura terkejut.

"Mau apa lo?"

"Gue? Mau apa?" Jihan berbalik bertanya, "GUE MAU NGASIH LO PELAJARAN!"

"Lo tuh ya" Telunjuk Jihan mendarat di bahu Nikey dan sedikit mendorongnya. "Waktu itu gue labrak ga bikin lo sadar? KENAPA LO MALAH TAMBAH DEKET SAMA DAAZE HAH?!"

"Berisik tau ga. Ga usah teriak."

"Brengsek."

Jihan menampar wajah Nikey berkali-kali. Bahkan menjambak rambut Nikey lalu menariknya dengan kuat.

"Awas lo" ancam Jihan lalu melenggang pergi. Mungkin sudah puas menyiksa Nikey.

"Duh."

"Kalo mau nyulik tuh pinter dikit dong" ucap Nikey karena tali yang mengikatnya tidak kencang. Apa lagi ponselnya masih berada di saku rok sekolahnya.

Tanpa pikir panjang, Nikey mengetikkan pesan di grup berisikan Daaze.

~~~

one for all

gue diculik princess lo pada nih
/sharelock/
¹⁴·²³

~~~

"Oke, tidur dulu."

Setelah mengirim pesan, Nikey menutup matanya. Benar-benar akan tidur sembari menunggu kedatangan Daaze.

Sedangkan di tempat lain, seseorang sedang memantaunya melalui layar monitor, "karakter utamanya jadi pindah ke lo ya, Key?"

─────

to be continued  ➧

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang