24

4.7K 496 15
                                    

─────

BRAK.

Pintu kamar Nikey dibuka dengan keras. Membuat Nikey yang sedang bermain ponsel terkejut hingga ponselnya jatuh tepat di wajahnya.

"DEK KATANYA LU DIBULLY?!" tanya sang pelaku dengan menggebu-gebu.

"Heboh banget sih kak."

"Adek gua dibuli masa gua diem aja" geram Naufal. "Siapa yang buli?"

"Si lemper" jawab Nikey acuh.

"Lemper?"

"Maksudnya Jihan."

Naufal terlihat berpikir, "yah ga bisa gua ajak duel dong."

"Mending lu fokus buat ujian."

"Ya ya ya."

"Loh itu pipi lu kenapa?" ucap Naufal saat menyadari pipi kiri Nikey lebam berwarna ungu.

"Kena tampol gajah" balasnya main-main. Naufal menatap jengah adiknya.

"Lo tau dari siapa deh?"

"Sohib lu, si Karen" Naufal mendudukkan diri di tepian kasur.

"Karen? Perasaan gue ga cerita deh, cuma Sakala yang tau kejadian tadi" tanyanya dalam hati.

"Saka yang cerita kali ya."

─────

Nikey sudah berdandan rapi untuk pergi atau nge-date dengan Daaze. Ia menyuruh semuanya untuk datang ke bioskop pukul 15.30 tanpa memberi tahu jika berenam.

"Bodo ah ngeharem aja, lagian alurnya udah rusak" batinnya saat memasuki area bioskop.

Matanya menelisik siapa saja yang sudah datang. Dan ternyata semua anggota Daaze sudah sampai bahkan sebelum waktu yang ditentukan. Mereka sedang berbincang di kursi tunggu. Nikey pun mendekatinya.

"Sorry kalian udah nunggu lama?" tanyanya pada Daaze.

Yang ditanyai saling pandang. Kalian kata Nikey?

Anggota tertua Daaze yang lebih dahulu mencerna. "Lu pada mau nonton sama Nikey?" tunjuk Dipta satu persatu ke arah Daaze dan dibalas anggukan. Dipta yang melihatnya menghela napas.

"Can you explain this?" [bisa lu jelasin ini?]

"Apa?" kata Nikey membalas pertanyaan Adnan. "Ohh. Kalian ngajak gue jalan barengan, daripada gue bingung ya udah sekalian aja berenam."

Mereka menghela napas jengah. Setiap mendekati satu wanita pasti Daaze akan berkumpul.

Nikey yang sadar dengan situasi pun langsung mengalihkan pembicaraan. "Em, guys ayo pilih film" ajaknya yang membuat Daaze sedikit cekcok.

"Suzume" jawab Atlan dan disetujui oleh Dipta.

"Ogah wibu, Avatar aja" tolak Zaki.

"Wiba wibu pala lo kotak."

"Pala Zaki mah jajar genjang."

"Loh bukannya trapesium?"

"Anjing lo pada."

Satu-satunya perempuan diantara mereka tersenyum kecut, "tolong kasih gue kesabaran untuk menghadapi kelima setan ini."

"Stop sampe disini. Beli aja dua duanya, gua yang bayar."

Lagi-lagi Adnan, sang anggota termuda kedua menengahi perdebatan diantara Daaze.

"Gua aja Nan" ucap Dipta, bagaimanapun dia adalah anggota tertua, tidak enak hati selalu dibayari oleh yang lebih muda.

"Ga usah bang."

Mendengar jawaban Adnan, Dipta langsung pergi ke loket pembelian tiket tanpa menjawab. Sudah tau perilaku Adnan yang pasti menolak jika masalah bayar membayar.

Adnan ingin mengejar Dipta namun langkahnya dihentikan oleh suara Ezra. "Udah ga usah, dia yang punya bioskop."

"Oh iya ya" celetuk Nikey yang membuat keempat pria melihatnya.

"Apa?" tanyanya dengan sedikit was-was. Keempat anggota Daaze menggelengkan kepalanya.

Suara ponsel mengalihkan perhatian mereka. Rupanya ponsel milik Ezra yang ditelepon oleh Dipta. Ezra menerima panggilan dan menekan tombol loud speaker.

"Masuk dulu ke studio 2, udah gua booking buat Suzume sama Avatar. Udah ada popcorn sama minumannya. Gua mah ke toilet bentar" ucap Dipta di seberang sana lalu mematikan panggilan secara sepihak.

Lantas mereka beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam studio 2 yang dimaksud oleh Dipta.

─────

to be continued  ➧

❲END❳ 𝗧𝗥𝗔𝗣𝗣𝗘𝗗 𝗜𝗡 𝗔 𝗛𝗔𝗥𝗘𝗠 𝗡𝗢𝗩𝗘𝗟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang