Chapter 17 - Perasaan asing

8 2 0
                                    

Now Playing
Ashira Zamita - Ku cinta nanti

Selamat membaca cerita On Film

Selamat membaca cerita On Film

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Mengapa kamu marah? Mengapa kamu bersikap seolah kamu memang peduli padaku? Bukannya kamu sendiri yang mengatakan untuk tidak terlalu ikut campur urusan masing-masing?

***

Stella meringis pelan saat Aksa menarik tangan kirinya sedikit keras. Bahkan, rintihan Stella benar-benar tidak diperdulikan oleh laki-laki yang kini tengah menahan emosinya itu.

"Aksa, stop!"

Stella berteriak membuat Aksa menghentikan langkah tanpa melepaskan tarikan tangannya pada tangan Stella.

"Lo apa-apaan sih, Sa? Lo kenapa hah?!" tanya Stella marah.

Aksa hanya diam dan beralih menatap pergelangan tangan kiri Stella yang sedikit memerah akibat ulahnya. Setelah menyadari itu, Aksa pun melepaskan cekalan tangannya.

"Jawab gue, Aksa. Lo kenapa? Kenapa lo tiba-tiba bawa gue ke sini? Lo marah karena gue bohongin lo, iya?!" Stella masih belum meredakan emosinya terhadap Aksa.

"Stella..."

Stella mengalihkan pandangannya enggan menatap Aksa yang kini merasa bersalah. Bahkan, Aksa tanpa sadar mengusap tangan Stella yang memerah.

Berbeda dengan Aksa yang merasa bersalah, Stella kini berusaha mati-matian agar air matanya tidak jatuh. Stella benci diperlakukan seperti ini.

"Stell, sorry. Jangan nangis, please..."

Mendengar permohonan Aksa yang meminta agar dirinya tidak menangis, Stella justru semakin susah untuk menahan tangisannya. Satu tetes air mata berhasil lolos dari pelupuk matanya membuat Stella mengusapnya dengan cepat. Namun, secepat apapun Stella melakukannya, Aksa tetap sadar akan hal itu.

"Lo kenapa, Sa? Sikap lo yang kaya tadi tuh bener-bener nggak sopan. Lo ninggalin Kaluna dan Romeo kaya gitu tanpa alasan yang jelas bisa bikin nama lo jelek kalau sampai ada media yang tau," jelas Stella mengungkapkan kekhawatirannya.

"Lo yang kenapa, Stell. Bisa nggak sih lo sekali aja nggak usah mikirin media. Apa lo nggak capek hah?" tanya Aksa sedikit frustasi.

"Sa, gue nggak bisa. Gue dan juga lo bahkan Romeo dan Kaluna hidup emang ditakdirin untuk itu."

"Stell, bisa nggak sekali aja lo cuma mikirin diri lo sendiri, mikirin gue. Mikirin kita, hm? Sesusah itu buat lo, Stell?" tanya Aksa lirih.

ON FILMWhere stories live. Discover now