Chapter 28 - Perpisahan

5 1 0
                                    

Now Playing
SLANDER feat Dylan Matthew - Love is gone (acoustic)

Selamat membaca cerita On Film

Selamat membaca cerita On Film

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Meskipun sekarang kita benar-benar berpisah. Tapi, tolong jangan halangi aku jika aku tetap mencintaimu

***

Sesampainya di alamat yang dikirim melalui pesan pada ponselnya, tanpa pikir panjang dan pengawalan apapun Stella langsung bergegas menuju tempat tersebut. Meskipun awalnya ragu dan takut, tetapi Stella yakin bahwa Gani tidak akan melukainya.

Stella sungguh tidak sabar sekaligus tidak siap untuk bertemu dengan mantan kekasih yang sebenarnya sampai saat ini masih sangat dicintainya itu. Hingga Stella menolak tawaran Aksa untuk menemaninya. Padahal, Stella sadar betul bahwa sang pengirim pesan tersebut belum tentu Gani.

"Gani, lo dimana..." lirih Stella saat sampai di taman terpencil yang sedikit jauh dari kota.

Kaki jenjang Stella melangkah perlahan menyusuri taman kecil yang sebenarnya kurang layak disebut taman. Bunga-bunga dan pohon yang ada di tempat tersebut tidak terawat, bahkan tidak sedikit pula yang layu hingga akhirnya mati. Danau kecil yang berada di ujung taman pun hanya tersisa sedikit air dan air nya pun keruh. Sampah-sampah plastik berserakan, seperti sengaja dibuang sembarangan karena memang tidak disediakan tempat sampah.

Beberapa menit menyusuri taman tersebut, tetapi Stella sama sekali belum menemukan tanda-tanda keberadaan Gani. Stella ingin menangis saat itu juga. Bayangan dirinya diikuti oleh sasaeng terputar bagai kaset rusak di otaknya membuat Stella ketakutan.

"Keluar, Gani! Aku di sini!" teriak Stella dengan kaki yang terus melangkah.

Stella tidak memperdulikan cairan bening yang semakin deras menetes dari kedua matanya. Stella hanya ingin bertemu Gani saat itu juga. Tidak peduli Gani melihat penampilannya yang berantakan seperti sekarang.

"Gani..."

Tepat setelah Stella menyebut nama Gani, gadis itu bersimpuh pada tanah yang sedikit basah. Bahkan, Stella tidak peduli jika baju dan kakinya kotor karena tanah.

Stella menutup wajah dengan kedua tangannya. Saat itu juga, tangisnya pecah. Meskipun Stella yakin jika Gani akan menemuinya, tapi tak urung rasa takut dalam diri Stella jauh lebih besar.

"Gani maafin aku..." lirih Stella dengan kedua tangan yang masih menutupi wajahnya.

Stella terus menangis dan tetap pada posisi yang sama selama beberapa menit. Hingga saat Stella merasa napasnya mulai habis, perlahan Stella membuka kedua tangan yang menutup seluruh wajahnya.

ON FILMWhere stories live. Discover now