Orang yang ia harap jadi imam sudah lebih dulu mengikrarkan diri untuk menjadi imam orang lain. Jadi, izinkan ia belajar memulai yang baru sekarang.
---
Bian: Sudah sampai rumah?
Rana: Sudah, Pak. Alhamdulillah.
Bian: Bagaimana kabar Ibu dan adik-adik?
Rana: Alhamdulillah sehat.
Bian: Syukurlah. Insya Allah kami berangkat besok pagi.
Senyum Bian tak henti merekah seharian ini. Ah, tidak, bahkan dari berhari-hari sebelumnya. Hari yang ia tunggu akhirnya tiba. Besok ia dan kedua orangtuanya akan melamar Rana secara resmi, menentukan tanggal pernikahan yang semoga disegerakan.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Bara dan Rana, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
![](https://img.wattpad.com/cover/177904412-288-k312490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Tak Pernah Kau Pandang
General FictionBertahun-tahun Rana bahagia diam-diam mencintai sahabatnya. Namun ketika sahabatnya itu menemukan perempuan yang dicintainya, hati Rana hancur luar biasa. Di saat yang bersamaan, datang lamaran dari lelaki lain, yang sangat memenuhi kriteria untuk d...