26 - Ketika Semuanya Sudah Terlambat

36 0 0
                                    

Ketika masih bebas bertemu, begitu dekat, kenapa justru terlena dengan hubungan bertajuk persahabatan?

---

Bangunan itu masih seperti yang dulu. Berisi tiga petak ruangan yang nyaris serupa dari keempatnya. Dua unit paling kanan masih proses perbaikan. Unit nomor tiga sudah memiliki pintu baru. Yang paling menarik tentu saja yang paling ujung.

Sepuluh menit lalu Bara memacu motor tak tentu arah. Ia hanya berbelok saat ada tikungan, berhenti sebentar saat lampu lalu lintas menyala merah. Dan ketika sadar, ia sudah berada di tempat ini. Mantan tempat kos-nya.

Pemuda itu masih berada di jok motor. Memandang lekat unit paling ujung. Dulu Bara suka mengetuk pintu itu meski tanpa alasan yang jelas. Kadang ia sengaja mengetuk sembarangan, menimbulkan bunyi serampangan. Kemudian wajah itu akan muncul, berusaha terlihat galak meski sebenarnya tidak.

Bara masih bisa mencium aroma masakannya di pagi hari. Bara ingat senyuman itu ketika mereka saling menyapa setelah seharian beraktivitas. Bara hafal kebiasaan gadis itu yang bangun malam dan gemericik air yang terdengar. Bahkan ia juga merekam jelas cara penghuni kos paling ujung itu mengunci pintu.

"Bodoh!" maki Bara untuk diri sendiri.

Entah apa yang menyebabkan ia terlambat menyadari rasa itu. Entah karena apa Bara setolol itu.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Bara dan Rana, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Cinta yang Tak Pernah Kau PandangWhere stories live. Discover now