30 - Firasat

50 0 0
                                    

Kamu boleh menghukumku karena ini. Tapi percayalah, rasa ini tetap murni untuk kamu, Rana.

-Bian-

---

"Hati-hati bawanya, ya! Saya tidak mau satu tangkai pun lecet."

Untuk kesekian kali Bian mengingatkan lelaki berseragam jasa pengiriman barang itu. Sebuah buket bunga lily putih ukuran jumbo ia serahkan. Buket yang ia rangkai sendiri dengan sepenuh hati dan tentu saja dengan segenap rasa yang merongrong jiwa.

Iya, Bian melanggar larangan Rana untuk tidak mengirimi bunga. Faktanya rindu itu membuncah, semakin berkembang tiap menit dan detik. Jika bukan karena kewarasan yang masih tersisa, Bian nyaris berlari memotong jarak demi bisa menemui Rana.

Rindu itu memang berat. Bian sangat setuju dengan kalimat itu. Sehingga membuat Bian rela melakukan apa saja. Ia sendiri yang memesan lily terbaik dari suplier. Datang lebih awal dari biasanya demi berkutat dengan tangkai-tangkai hijau itu. Beberapa kali ia bahkan merombak buket saat merasa kurang pas.

Dan kini, ia harus merelakan buket buatannya dibawa kurir agar bisa sampai kepada ia yang dituju.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Bara dan Rana, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Cinta yang Tak Pernah Kau PandangWhere stories live. Discover now