27 - Sakit Tak Berdarah

42 1 0
                                    

Pada akhirnya ia hanya mampu memaksakan senyum pahit. Merasakan sakit tak berdarah yang menggerogoti hati.

---

"Terlambat kusadari kau teramat berarti. Terlambat tuk kembali, dan tuk menanti kesempatan kedu—aww!" Riko mengusap lengan atasnya yang nyeri karena geplakan buku dari Bara. Nyanyiannya terpotong paksa. "Sakit, Bos," keluhnya.

"Berisik!" maki Bara.

Riko mencebik. "Bilang aja kalau kesindir."

Bara memutar bola mata. "Suaramu tuh ancur kayak kaleng rombeng. Yang ada seluruh kampus sakit telinga."

Riko memperhatikan sekitar, saat ini mereka dalam perjalanan menuju perpustakaan. Sepanjang koridor yang mereka lewati, tidak ada tanda-tanda mahasiswa mengeluh atau menutup kuping seperti yang Bara ucapkan barusan. "Kamu kali yang sakit telinga atau sakit hat—adoh!" Riko kembali mendapat geplakan. "Kamu bisa aku laporin tau nggak, Bar, tindakan penganiayaan," ancam Riko.

"Bodo amat! Dasar tukang ngaduh, kayak cewek!"

"Isshh, kamu sensi banget, sih. Nih ya, kalau patah hat—" Riko menghentikan ucapannya karena gerakan Bara yang kembali mengangkat buku, bersiap menyerangnya lagi. Ia lantas melakukan gerakan menutup mulut dengan jari.

Bara kembali memusatkan pandangan ke depan. Kendati perasaan bersalah bergelayut. Siapa sangka patah hati membuat ia berkelakuan ganjil. Seperti kemarin, ia memperlakukan Bian dengan tidak biasa. Jutek. Dan sekarang korbannya sahabat sendiri.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Bara dan Rana, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Cinta yang Tak Pernah Kau PandangKde žijí příběhy. Začni objevovat