Karena beberapa perpisahan memang ditakdirkan untuk kembali melahirkan temu.
---
"Iya, Pak, tolong besok ditambah ya untuk mawar putihnya!"
...
"Baik. Terima kasih."
Rana meletakkan gagang telepon ke tempat semula. Ia lantas menjalankan jemarinya di keyboard komputer.
Ketukan di pintu ruangan menginterupsi kegiatan pemilik Toko Bunga Sakura itu. Setelah mendapat izin dari Rana, orang di balik pintu memasuki ruangan. "Maaf, Mbak, ada yang ingin bertemu dengan Mbak Rana," ucap karyawannya itu. Rana memang menyuruh para pegawai agar memanggil dengan sebutan mbak, karena ibu terdengar terlalu terhormat untuknya.
Alis Rana bertaut, seingatnya ia tidak memiliki janji temu dengan siapa pun hari ini. "Siapa?"
"Laki-laki, Mbak, mukanya, sih, kayak familiar tapi saya juga nggak tahu. Dia bilang ingin bertemu owner Sakura," jelas gadis di depan Rana panjang lebar.
"Oke." Rana mengangguk, berpikir bahwa mungkin klien yang ingin memesan bunga secara khusus. "Di mana orangnya?"
"Dia sedang melihat-lihat toko."
Sekali lagi Rana mengangguk, lantas memberitahu bahwa ia akan ke sana sebentar lagi.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Bara dan Rana, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
YOU ARE READING
Cinta yang Tak Pernah Kau Pandang
General FictionBertahun-tahun Rana bahagia diam-diam mencintai sahabatnya. Namun ketika sahabatnya itu menemukan perempuan yang dicintainya, hati Rana hancur luar biasa. Di saat yang bersamaan, datang lamaran dari lelaki lain, yang sangat memenuhi kriteria untuk d...